Khutbah Idul Fitri 1445 H: Satukan Kebersamaan, Raih Happy Ending Full Barokah

By Restu |    175 Views 06 Apr 2024, 10:41:08 WIB Khutbah
Khutbah Idul Fitri 1445 H: Satukan Kebersamaan, Raih Happy Ending Full Barokah

Download printable Khutbah

Oleh: Solikhin Abu Izzuddin Zero to Hero (Guru Motivasi, Penulis Best Seller dan Konsultan RKI)


Baca Lainnya :

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar. Laa illaha illallahu Allahu Akbar. Allahu Akbar Walillaahil Hamd

 

Maasyiral Muslimin Muslimat Arsyadakumullahu

Hari ini, jam ini, detik-detik ini, 1 Syawal 1445 H Alhamdulillah bisa berkumpul dalam menunaikan Sunah berupa salat Idulfitri berjamaah yang di dalamnya ada nilai syiar yang sangat dirindukan berupa persatuan yang merupakan kewajiban karena sejatinya orang orang yang beriman adalah bersaudara, maka damaikanlah orang-orang (berselisih) diantara saudara kalian.

 

Innamal mu'minuuna ikhwatun fa ashlihuu baina akhowaikum...

 

Sungguh bersyukur sekali sebagai umat Islam ini karena jika kita bersama-sama bersatu seperti akan banyak persoalan yang bisa kita pecahkan.

Misalnya bila 236 juta kaum Muslimin Indonesia yang kini menjadi nomer dua dari 240 kaum Muslimin Pakistan yang kini nomor satu kaum Muslimin terbanyak di dunia iuran seribu rupiah untuk Palestina, sudah terkumpul dana 236 Milyar dalam sehari. Tapi mosok sih cuma seribu? Misalnya 10 ribu sudah terkumpul 2,36 Triliun.

Apalagi kalau dana 497 T dikirimkan ke Palestina digabungkan dengan 271 T bisa untuk bangun kembali Gaza yang kerusakannya mencapai 295 T.

 

Laa hawla wa laa quwwata illa billah. Hasbunallahu wa ni'mal wakiil ni'mal maula wa ni'man nashiir

 

Sungguh sebuah nestapa yang menggurita, sebuah bangsa yang kaya raya ini tidak bisa berbuat lebih banyak untuk menebarkan rahmatan lil aalamiin kepada saudara kita yang sangat memerlukan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri gegara tidak atau belum adanya kesadaran bersama untuk bersama-sama bersatu menjadi bangsa yang besar, merdeka, berdaulat, adil dan makmur untuk semuanya.

 

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar. Laa illaha illallahu Allahu Akbar. Allahu Akbar Walillaahil Hamd

 

Maasyiral Muslimin Muslimat Arsyadakumullahu

 

Karenanya, dalam momentum Idulfitri inilah sudah saatnya kita menyadari potensi besar umat Islam di Indonesia dan bahkan di seluruh dunia untuk membangun kejayaan, izzah Islam wal Muslimin.

Sungguh kita sudah bisa bersatu dalam satu Kiblat yang hari ini ada film Kiblat yang horor dan kotor untuk merusak nilai-nilai moral spiritual Islam.

Kini,  Akankah kita diam, Kiblat sebagai sumber persatuan itu dikoyak-koyak hanya untuk sensasi dan mengeruk cuan. Tentunya ini momentum kesadaran, ketika Kiblat tidak kita perhatikan dan tidak benar-benar dikunjungi lima kali dalam sehari melalui sujud salat kita, tentunya Kiblat itu akan dijadikan bulan bulanan untuk memperkaya diri mengeruk cuan.

Sudahkah kita tersadar? Sudahkah kita merawat Kiblat dengan mengunjungi tiada henti?

Mari kita bersatu untuk selamatkan Kiblat sebagai simpul syariat dan simbol resmi persatuan Umat Islam seluruh dunia.

 

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar. Laa illaha illallahu Allahu Akbar. Allahu Akbar Walillaahil Hamd

 

Maasyiral Muslimin Muslimat Arsyadakumullahu

Kita bisa bersatu dengan bacaan Al-Qur’an setelah disatukan sejak zaman Khalifah Utsman hingga sekarang meskipun ada tuju bacaan Al-Qur’an (qiraah sab'ah) namun kita tetap bersama dan bersatu dalam Undang-undang Al-Qur’an yang mulia menuntun sebagai Al-Huda, menjelaskan sebagai Al-Bayan, menjadi pembeda benar dan salah sebagai Al-Furqan, menjadi obat umat yang terlelap dalam dosa dan maksiat atau Asy Syifa limaa fish shudhuur.

Berkali kali Al-Qur’an dihinakan dan dilecehkan maka selalu ada insan insan beriman yang datang untuk membelanya karena Al-Qur’an sumber pemersatu terdahsyat sebagai mukjizat abadi hingga hari kiamat.

Pertanyaannya adalah sudah sejauh manakah kita hidup bersama Al-Qur’an sehingga nilai-nilainya mewujud dalam Akhlak mulia yang pengajarannya di Kurikulum Pendidikan Resmi Bangsa ini semakin digerus dan dihilangkan, pelan-pelan tapi pasti dirasakan.

Masih adakah ruh untuk memperjuangkan dalam kehidupan dan pendidikan untuk menyelamatkan generasi mendatang dari keterpurukan?

Oleh karena itulah Ramadan sabagai Syahrul Quran semestinya semakin mengokohkan keimanan sebagaimana para sahabat berkata,

 

"Kami diberi iman sebelum kami membaca Al-Qur’an dan setelah kami membaca Al-Qur’an bertambahlah iman kami."

 

Masya Allah. Bila semangat sahabat ini kita tanamkan setiap saat kala membaca Al-Qur’an akan sangat yakin bahwa umat Islam akan kembali berjaya menjadi sebaik baik umat yang dikeluarkan untuk mengajak kepada yang ma'ruf, mencegah dari segala kemungkaran dan beriman kepada Allah.

 

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar. Laa illaha illallahu Allahu Akbar. Allahu Akbar Walillaahil Hamd

 

Maasyiral Muslimin Muslimat Arsyadakumullahu

Baru dua point nilai pemersatu kita temukan namun itu sudah cukup kita jadikan pemantik keimanan dan kesadaran bahwa nilai-nilai ibadah Ramadan yang kita gali dan tumbuhkan dalam satu bulan benar-benar kita jaga dan pelihara sepanjang zaman.

Jika umat Islam bersatu dalam kebersamaan dalam arti yang sesungguhnya, yakinlah akan banyak persoalan yang bisa diselesaikan dan banyak sekali rahmat bagi semesta alam yang bisa ditebarkan.

Sudah terbukti bila umat Islam berkumpul dengan niat beribadah kepada Allah, yang dirasakan adalah kedamaian, ketenangan dan keberkahan.

Saat satu setengah juta hingga dua juta kaum Muslimin berkumpul umrah di bulan Ramadan sungguh itu sebuah muktamar akbar untuk menyelesaikan problem umat yang semakin membesar.

Dalam berbagai episode, umat Islam bisa berkumpul untuk memberikan solusi dari berbagai masalah yang tengah terjadi

 

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar. Laa illaha illallahu Allahu Akbar. Allahu Akbar Walillaahil Hamd

 

Maasyiral Muslimin Muslimat Arsyadakumullahu

Oleh karena itulah di kesempatan Idulfitri yang agung dan mulia ini kita membangun kembali komitmen sebagai umat Islam yang BERSATU DALAM KEBERSAMAAN untuk menunaikan kewajiban sehingga Allah membimbing kita semua, yadullah ma'al jama'ah.

Perbedaan di tengah umat adalah rahmat yang jika dikelola dengan baik dan benar akan menjadi sumber kekuatan yang amat dahsyat sepanjang hayat.

Sebagaimana telah dicontohkan oleh para sahabat, para ulama, para Walisongo yang menyebarkan Islam dengan damai, dan para pahlawan kemerdekaan yang masing-masing berkorban untuk kepentingan yang lebih besar, bangsa dan negara di atas kepentingan kelompok, golongan, kroni dan keluarganya.

Karenanya sudah saatnya kita rekatkan dan rakit kembali potensi agung umat Islam menjadi soko guru peradaban dunia dan itu bisa dimulai dari kita di negeri Indonesia tercinta untuk dunia dan alam semesta sehinnga tidak ada lagi penjajahan di atas permukaan dunia karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Kuncinya adalah

1. Bersatu dalam Aqidah

2. Berjamaah dalam Beribadah

3. Toleransi dalam Khilafiyah

4. Konsisten Istikamah dalam Berdakwah

5. Santun dalam Muamalah

 

INILAH YANG MESTINYA MENJADI HASIL RAMADAN KITA

 

Inilah Hari Raya Idulfitri yang sesungguhnya sebagai umat yang sadar, umat yang terus berjuang dan rela berkorban untuk kepentingan yang lebih besar, dan umat yang berjaya dengan kemenangan berupa persatuan yang menyelesaikan banyak persoalan kehidupan.

 

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar. Laa illaha illallahu Allahu Akbar. Allahu Akbar Walillaahil Hamd

 

Maasyiral Muslimin Muslimat Arsyadakumullahu

 

Dunia adalah sawah ladang akhirat. Dunia adalah lahan perjuangan, medan pengabdian bagi orang yang beriman.

Seseorang bertanya kepada Imam Ahmad bin Hambal rahimahullahu, "Wahai Syaikh, Wahai Imam, kapan seorang mukmin istirahat?"

Dengan bijak beliau menjawab, "Seorang mukmin akan istirahat ketika telah menginjakkan kakinya di surga."

Semoga seluruh amal ibadah di bulan Ramadan, sebelum dan sesudahnya akan benar-benar kita bawa menuju tempat peristirahatan terindah, Happy Ending full barokah di jannah.

 

Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin.

 

Selanjutnya mari kita berdoa...

 

===

Biodata Ustadz Solikhin Abu Izzuddin Zero to Hero





Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment