- Khutbah Jumat: Peduli Palestina sebagai Tanda Takwa
- Khutbah Jumat: Golongan Orang Beriman (1)
- Allah SWT Tidak Akan Bosan, Kitalah Yang Akan Bosan
- Jangan Termasuk Orang Merugi
- Khutbah Jumat: Refleksi Maulid Nabi Muhammad SAW dan Kepemimpinan dalam Prespektif Islam
- Pendidikan Doktor di Indonesia
- Ingin Dicintai Allah SWT? Amalkan Yang Sedikit Namun Kontinu
- Dimudahkan Menuju Jalan ke Surga
- [Seri Tadabbur] Surat Asy-Syams: 11 - 12
- Menjadi Seorang Daud
Hikmah Disyariatkan Qunut Nazilah?
Keterangan Gambar : ilustrasi
Oleh : Abdussalam Tosan
Bukankah bisa saja Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengajak kaum muslimin mendoakan secara umum saja misalnya?
Baca Lainnya :
- Khutbah Jumat: Tanda Takwa dalam Keluarga1
- Doa Cari Kerja dan Cari Jodoh dari Al-Quran?0
- Setan Diikat, Tapi Saudaranya Masih Berkeliaran?0
Mengapa perlu didoakan khusus di dalam sholat fardhu?
Di antara hikmah qunut nazilah yang bisa dilihat adalah bahwa qunut ini disyariatkan ketika terjadi musibah besar kepada umat Islam.
Maka dengan melakukannya di waktu sholat berjamaah, akan menimbulkan kesadaran umat terkait musibah tersebut.
Kesadaran umat itu sebagai bentuk pengamalan hadits;
“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).”
(HR. Bukhari no. 6011)
Dengan terus menerus disadarkan tentang musibah tersebut setiap kali sholat berjamaah, maka rasa peduli akan terus terjaga.
Lalu kenapa dilakukan secara "extra ordinary" dengan menambah gerakan/bacaan di dalam sholat?
Karena hakikatnya musibah yang menyebabkan dianjurkan qunut subuh juga "extra ordinary". Kejadian luar biasa menuntut kepedulian luar biasa.
Selain itu, bersabar dalam amal yang "extra ordinary", ketika telah banyak ditinggalkan (padahal dalilnya shahih), juga termasuk ujian bagi umat, seteguh apa memegang ajaran agamanya;
"Akan datang suatu masa, orang yang bersabar berpegang pada agamanya, seperti menggenggam bara api"
(HR. Tirmidzi no.2260)
Wallahu a'lam