Ketika Umar pun Meminta Izin

By Muslim ID |    159 Views 30 Apr 2021, 07:08:39 WIB Kisah
Ketika Umar pun Meminta Izin

Keterangan Gambar : ilustrasi rumah (pixabay)


Oleh: Akmal Burhanuddin Lc.

 

Amirul Mukminin Umar bin Khatab رضي الله عنه terkulai lemas setelah punggungnya ditikam dengan pisau oleh seorang Majusi saat mengimami shalat subuh.

 

Baca Lainnya :

    Segelas susu dihadirkan utk diminum, maka Umar pun meminumnya. Namun susu yg diminumnya keluar kembali dari lubang bekas tusukan pisau. Melihat kondisi yg demikian parah, maka dokter yg mendampingi Umar memberikan saran, "Wahai Amirul Mukminin, berwasiatlah. Bisa jadi usiamu tidak lama lagi!!"

     

    Setelah mendengar saran dokter, Umar pun memanggil anaknya, Abdullah dan memintanya utk menghadirkan Hudzaifah ibnul Yaman, "Wahai anakku, tolong panggilkan Hudzaifah ke sini."

     

    Hudzaifah adalah seorang sahabat kepercayaan Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم yg diberikan amanah utk menerima dan menjaga sejumlah nama yg masuk dalam daftar orang munafik. Nama-nama yg terdapat dalam daftar tersebut hanya diketahui oleh Hudzaifah dan Allah dan Rasul-Nya.

     

    Umar yang mengetahui kehadiran Hudzaifah langsung bertanya dalam kondisi lemas karena darah yg terus keluar dari luka tusukan pisau, "Wahai Hudzaifah, Aku memohon atas nama Allah kepadamu, apakah Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم memasukkan namaku dalam daftar orang-orang munafik... ?"

     

    Hudzaifah terdiam dan menangis, meminta kepada Umar agar tetap dapat menjaga wasiat Rasulullah, lalu mengatakan "Wahai Umar biarlah aku menjaga rahasia itu. Aku tidak dapat memberitahukan hal itu kepadamu wahai Umar."

     

    "Demi Allah wahai Hudzaifah, beri tahu kepadaku, apakah namaku ada diantara daftar nama itu?!" désak Umar.

     

    Hudzaifah kembali menangis, "Baiklah, aku hanya akan memberitahukanmu dan tidak akan pernah memberitahukan yg lainnya. Tidak ada namamu dalam daftar itu."

     

    Umar lantas berbicara kepada anaknya Abdullah, "Wahai Abdullah, kini hanya tinggal satu urusan dunia yang harus aku tuntaskan."

     

    "Apakah gerangan wahai Ayah?" tanya Abdullah bin Umar.

     

    "Aku ingin dimakamkan berdampingan dengan Rasulullah," jawab Umar.

     

    "Wahai anakku, berangkatlah ke rumah Ummul Mukminin Aisyah. Tolong sampaikan kepada Ummul Mukminin sebagai shahibul bait, bahwa Umar bin Khatab meminta izin jika diizinkan untuk dimakamkan berdampingan dengan kedua sahabatnya. Dan jangan engkau katakan bahwa yang meminta adalah Amirul Mukminin." pinta Umar menambahkan.

     

    Abdullah bin Umar mendatangi rumah Ummul Mukminin dan menyampaikan maksud yg dipesankan ayahnya.

     

    Aisyah menjawab, "Sebenarnya aku telah menyiapkan tempat tersebut untuk diriku jika kelak aku wafat. Hari ini aku akan berikan tempat itu untuk Umar."

     

    Abdullah bin Umar kembali dengan gembira selepas mendapatkan izin dari Aisyah dan menyampaikannya kepada sang ayah, "Wahai ayah, Ummul Mukminin telah mengizinkan."

     

    Dalam kondisi gembira karena telah mendapatkan izin, Abdullah melihat pipi ayahnya menempel dengan tanah. Maka dengan segera Abdullah mengambil posisi duduk dan meletakkan pipi ayahnya ke atas pahanya.

     

    Umar memandang Abdullah sambil mengatakan, "Kenapa engkau menghalangi pipiku dari tanah...?!".

     

    "Wahai Ayah..." jawab Abdullah dengan terbata, ucapannya langsung dipotong oleh sang ayah.

     

    "Letakkan pipi ayahmu di tanah agar wajah ku berlumur tanah, celakalah Umar jika Tuhannya tidak mengampuninya besok." pinta Umar kepada Abdullah.

     

    Umar pun wafat setelah memberikan wasiat terakhir kepada putranya dengan mengatakan, "Jika aku wafat, bawalah jasadku dan shalatkan di Masjid Rasulullah. Biarlah Hudzaifah yg menjadi imam menshalatkanku. Jika Hudzaifah telah menshalatkanku, bawalah aku menuju rumah Rasulullah...

    Berhentilah sejenak didepan pintu dan katakan 'Wahai Bunda, anak mu Umar telah tiba, jangan katakan Amirul Mukminin. Aku khawatir Bunda Aisyah malu kepadaku. Mohonkan izin dari Bunda Aisyah agar aku bisa masuk ke rumahnya. Jika tidak diizinkan masuk, maka makamkan aku di pekuburan kaum muslimin...!".

     

    Abdullah membawa jasad ayahnya menuju masjid, lalu disusul kedatangan Hudzaifah utk mengimami atas jenazahnya. Abdullah bin Umar pun bahagia karena wasiat ayahnya dpt terlaksana.

     

    Kemudian ia membawa jenazah ayahnya menuju rumah Aisyah sambil meminta izin, "Wahai Bunda Aisyah, anakmu Umar telah berada di depan pintu. Apakah Bunda mengizinkannya utk masuk?".

     

    "Bawalah masuk..." jawab Bunda Aisyah.

     

    Umar pun dimakamkan berdampingan bersama kedua Sahabatnya; Muhammad Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم dan Abu Bakar رضي الله عنه

     

    Rahimahullah Umar. Semoga Allah merahmati Umar. Sosok yg telah mengisi dunia dengan berkeadilan. Sosok yg sangat takut kepada Allah walaupun namanya tercantum sebagai orang yang akan masuk surga.




    Write a Facebook Comment

    Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

    View all comments

    Write a comment