[Seri Tadabbur] Surat An-Naziat: 6-14

By Muslim ID |    1314 Views 18 Mar 2021, 07:08:57 WIB Al-Qur`an
[Seri Tadabbur] Surat An-Naziat: 6-14

Keterangan Gambar : pixabay


Oleh: Dr. Atabik Luthfi MA

 

یَوۡمَ تَرۡجُفُ ٱلرَّاجِفَةُ ۝  تَتۡبَعُهَا ٱلرَّادِفَةُ

Baca Lainnya :

"(Sungguh, kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama mengguncangkan alam, 
(tiupan pertama) itu diiringi oleh tiupan kedua". (An-Nazi'at: 6-7)

 

Ayat ini menginformasikan adanya dua tiupan sangkakala, yang menunjukkan berakhirnya kehidupan dunia, dan bermula kehidupan akhirat
Tiupan sangkakala yang pertama untuk membinasakan dan mematikan seluruh makhluk. Sedang tiupan yang kedua untuk membangkitkan manusia. Tafsiran Ibnu Katsir ini menukil pendapat Ibnu Abbas: ’Keduanya adalah tiupan pertama dan ke dua’.  Pandangan ini pula dirujuk ke hadits Rasulullah saw: “(Jarak) antara dua tiupan adalah empat puluh.” (HR. Bukhari). Ibnu Taimiyah, Ibnul Arabi dan Imam Syaukani berpandangan ada tiga kali tiupan; tiupan mengejutkan, tiupan mematikan, dan tiupan membangkitkan.


Masing-masing pendapat ada dalilnya. Namun yang terpenting, bagaimana mengimani tiupan tersebut, dengan mempersiapkan diri baik-baik untuk menghadapinya.

 

قُلُوبࣱ یَوۡمَىِٕذࣲ وَاجِفَةٌ ۝  أَبۡصَـٰرُهَا خَـٰشِعَةࣱ

"Hati manusia pada waktu itu merasa sangat takut, pandangannya tunduk". (An-Nazi'at: 8-9)

 

Dua ayat ini bicara tentang keadaan manusia di hari kiamat: semua merasa takut, dan menundukkan pandangan. Ketakutan yang dirasakan karena menanti balasan atas perbuatan, serta besar dan beratnya hukuman Allah swt. Pandangan tertunduk mengisyaratkan berbagai perasaan yang sedang berkecamuk, khususnya sedih, khawatir, dan merasa bersalah.


Digambarkan di Al-Ma'arij: 44, bahwa pandangan tertunduk itu karena terhina: "Pandangan mereka tertunduk ke bawah diliputi kehinaan". Sedang di surat Al-Ghasyiyah: 2 digambarkan hal yang sama: "Pada hari itu banyak wajah yang tertunduk terhina".

 

Beberapa gambaran tersebut semakin menunjukkan dahsyatnya kiamat, disertai keadaan yang menakutkan, sekaligus menghinakan..

 

یَقُولُونَ أَءِنَّا لَمَرۡدُودُونَ فِی ٱلۡحَافِرَةِ ۝  أَءِذَا كُنَّا عِظَـٰمࣰا نَّخِرَةࣰ
"Mereka berkata, “Apakah kita benar-benar akan dikembalikan kepada kehidupan yang semula?  Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kita telah menjadi tulang belulang yang hancur?” (An-Naziat: 10-11)

 

Ayat ini menampilkan pertanyaan mereka yang mengingkari adanya hari kebangkitan. Pertanyaan seperti ini banyak disebutkan oleh Al-Qur'an: "Apakah mungkin ada kehidupan setelah jasad hancur?". Seperti di surat Ash-Shaffat: 16: "Apabila kami telah mati dan menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah kami akan dibangkitkan kembali?".


Setelah jasad hanya tinggal beberapa tulang, mustahil untuk dirangkai kembali menjadi manusia, seperti sedia kala. Karenanya secara logika mereka, tidak mungkin ada kebangkitan dan kehidupan akhirat, setelah terjadi kematian dan kehancuran. Penciptaan alam dan seluruh makhluk dari tiada, Allah swt Maha Kuasa untuk mengadakannya. Tentu mencipta dari yang ada, lebih mudah bagi Allah swt. Tidak ada yang mustahil bagi Allah swt. Dia Maha Kuasa untuk berbuat sesuai dengan kehendakNya.

 

قَالُوا۟ تِلۡكَ إِذࣰا كَرَّةٌ خَاسِرَةࣱ

"Mereka berkata, “Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan.” (An-Nazi'at: 12)

 

Ayat ini di antara pembuktian, salahnya dugaan mereka yang mengingkari adanya kebangkitan. Mereka malah berujar bahwa kebangkitan itu sangat merugikan, karena dosa yang mereka perbuat. Segala sesuatu yang terjadi di akhirat, adalah buah dari semua yang diperbuat dalam kehidupan dunia. Lengkap, rinci, dan semua tercatat, sehingga tidak mungkin mengelak, dari perhitungan (hisab) kelak.


Mereka menyebut 'pengembalian yang merugikan', karena melihat dahsyatnya yaumul hisab. Itulah penyesalan terbesar manusia yang mengingkari hari kebangkitan. Sungguh penyesalan yang sia-sia.

 

فَإِنَّمَا هِیَ زَجۡرَةࣱ وَ ٰ⁠حِدَةࣱ ۝  فَإِذَا هُم بِٱلسَّاهِرَةِ

"Maka pengembalian itu hanyalah dengan sekali tiupan saja.Maka seketika itu mereka hidup kembali (kehidupan baru)". (An-Nazi'at: 13-14)

 

Sungguh sangat mudah bagi Allah swt, untuk menghidupkan kembali manusia, meskipun sudah hancur menjadi tulang belulang. Ternyata hanya dengan satu kali tiupan sangkakala, yaitu tiupan kedua, semua manusia dihidupkan kembali. Tujuan kehidupan kedua ini, untuk menjalani kehidupan yang baru, di alam akhirat, sebagai balasan atas semua perbuatan dunia. Di sinilah setiap manusia dibalas, dan bersifat abadi; kebahagiaan selama-lamanya, atau kesengsaraan selama-lamanya.


Masya Allah...sungguh sangat berat, dan pasti menyesal, mereka yang tidak berbuat baik. Dan pasti beruntung dan berbahagia, mereka yang mampu beramal baik sepanjang hidup di dunia.


Kemudian Allah menurunkan hujan bagaikan gerimis atau awan. Maka tumbuhlah darinya jasad-jasad manusia. Kemudian ditiup kembali Sangsakala untuk kedua kalinya, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusan masing-masing).” (HR. Muslim).

 

(Bersambung)
 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment