- Khutbah Jumat: Peduli Palestina sebagai Tanda Takwa
- Khutbah Jumat: Golongan Orang Beriman (1)
- Allah SWT Tidak Akan Bosan, Kitalah Yang Akan Bosan
- Jangan Termasuk Orang Merugi
- Khutbah Jumat: Refleksi Maulid Nabi Muhammad SAW dan Kepemimpinan dalam Prespektif Islam
- Pendidikan Doktor di Indonesia
- Ingin Dicintai Allah SWT? Amalkan Yang Sedikit Namun Kontinu
- Dimudahkan Menuju Jalan ke Surga
- [Seri Tadabbur] Surat Asy-Syams: 11 - 12
- Menjadi Seorang Daud
Makanan Tinggi Kolesterol Tidak Membuat Kolesterol dalam Darah Naik, Benarkah?
Keterangan Gambar : ilustrasi (pixabay)
Asamuslim.id - Tingginya kadar kolesterol jahat dalam darah, yang telah dikaitkan dengan penyakit jantung, masih menjadi isu yang terus berkembang di dunia kesehatan.
Menariknya, penelitian terbaru menunjukkan orang tidak perlu lagi khawatir makan makanan yang tinggi kolesterol. Banyak peneliti dan dokter percaya bahwa makan makanan kaya kolesterol seperti telur mungkin tidak memberikan pengaruh pada tingkat kolesterol dalam darah. Walaupun studi menunjukkan pula bahwa sebagian orang ada yang bersifat "hiper responden" terhadap makanan tinggi kolesterol. Kebanyakan dipengaruhi oleh genetik.
Baca Lainnya :
- Perbandingan Efektifitas Masker Medis, Masker Kain dan Masker Scuba0
- Riset Membuktikan Puasa itu Sehat0
- Hanya 1 dari 10 Orang Indonesia yang Cukup Makan Sayur dan Buah0
- Suka Gowes? Inilah Manfaat dan Risiko Bersepeda0
- Mengapa Berjalan Kaki Sangat Dianjurkan untuk Hidup Sehat0
"Kondisi genetik Anda – bukan diet – adalah kekuatan pendorong di balik kadar kolesterol", kata Dr. Nissen. "Tubuh menciptakan kolesterol dalam jumlah yang jauh lebih besar daripada yang bisa Anda makan, jadi menghindari makanan yang tinggi kolesterol tidak akan terlalu memengaruhi kadar kolesterol darah Anda.". Dr. Nissen juga menjelaskankan bahwa sekitar 85% dari kolesterol dalam sirkulasi diproduksi oleh tubuh di hati. Itu tidak datang langsung dari kolesterol yang kita makan, menurut Dr. Nissen.
Hubungan antara kolesterol dan tubuh sendiri memang rumit. Ada berbagai jenis kolesterol; low-density lipoprotein atau kolesterol LDL (jahat) yang berkontribusi pada penumpukan plak bersama dengan trigliserida (lipid lain), dan high-density lipoprotein atau kolesterol HDL (baik) mencegah penumpukan plak. LDL merupakan kolesterol jahat yang harus kita hindari karena dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Jika makanan tinggi kolesterol tidak terlalu berpengaruh pada tingginya kolesterol dalam darah, lalu apa yang perlu dikhawatirkan?
Bahaya yang lebih besar bagi semua orang adalah pada makanan yang tinggi lemak trans dan lemak jenuh. Menurut Dr. Nissen, inilah jenis lemak yang cenderung meningkatkan kolesterol dalam darah, dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Memang, banyak isu kesehatan yang berujung pada pola makan kita. Hal ini ternyata telah diperingatkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sejak 14 abad yang lalu.
"Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk dari perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus (melebihkannya), hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga lagi untuk bernafas" [HR. Tirmidzi, no. 2380].
===
Referensi: health.clevelandclinic.org