- Khutbah Jumat: Peduli Palestina sebagai Tanda Takwa
- Khutbah Jumat: Golongan Orang Beriman (1)
- Allah SWT Tidak Akan Bosan, Kitalah Yang Akan Bosan
- Jangan Termasuk Orang Merugi
- Khutbah Jumat: Refleksi Maulid Nabi Muhammad SAW dan Kepemimpinan dalam Prespektif Islam
- Pendidikan Doktor di Indonesia
- Ingin Dicintai Allah SWT? Amalkan Yang Sedikit Namun Kontinu
- Dimudahkan Menuju Jalan ke Surga
- [Seri Tadabbur] Surat Asy-Syams: 11 - 12
- Menjadi Seorang Daud
Menjaga Keikhlasan dengan Menolak Diskon
Keterangan Gambar : ilustrasi (pixabay)
Oleh: Mohammad Shofwan Lc., MA
Muhammad bin Yusuf Al-Asfahani adalah seorang ulama terkenal dalam ilmu dan kesalihannya. Karena semua amalannya adalah ikhlas untuk Allah SWT, beliau tidak mau pahala amal ibadahnya berkurang disebabkan sesuatu yang bertentangan dengan keikhlasan. Karena itulah, Muhammad bin Yusuf Al-Asfahani ingin mendapatkan perlakuan seperti orang lain, dan tidak mau diistimewakan khawatir jika perlakuan istimewa akan mengurangi keikhlasannya dalam beramal dan beribadah.
Baca Lainnya :
- Rahasia Keberhasilan Lukman Al-Hakim Mendidik Anak0
- Kisah Ular dalam Al-Quran0
- Pahala Melimpah Seorang Istri karena Keikhlasan Niat0
- Kisah Sengketa Tanah yang Sulit Terulang0
- Pintu Neraka di Rumah Kita0
Cerita tentang ikhlas Muhammad bin Yusuf Al-Asfahani dapat memberi kita pelajaran keikhlasan yang sangat berharga. Misalnya, beliau selalu membeli roti ke beberapa tukang roti. Bukan ke satu tukang roti saja.
Dia berkata, "Aku khawatir tukang roti mengenalku. Maka aku mencari tukang roti yang tidak mengenalku. Karena kalau mengenalku sebagai salah seorang gurunya, lalu dia memperlakukanku berbeda dari pembeli lainnya, maka aku sudah termasuk orang yang hidup dari agamanya." Subhanallah, betapa hati-hatinya Muhammad bin Yusuf Al-Asfahani dalam menjaga amal ibadahnya dari penyakit yang membahayakan keikhlasan.
Hal yang sama dilakukan oleh Imam Abdullah bin Muhairiz. Beliau tidak mau mendapatkan perlakuan istimewa dalam interaksi jual beli dengan orang lain hanya karena dirinya adalah seorang ulama dan ahli ilmu.
Suatu hari, Imam Abdullah bin Muhairiz masuk ke dalam toko untuk membeli pakaian. Ada pengunjung lain mengetahui bahwa dia adalah Abdullah bin Muhairiz, lalu memberitahu pemilik toko, sehingga memberikan harga terbaiknya. Abdullah marah dan meninggalkan pakaian itu, beliau berkata, "Aku membeli pakaian dengan uang kami, bukan dengan keshalihan (agama) ku."
===
Dikutip dari: mukjizat.co