[Seri Tadabbur] Surat Abasa: 17-22

By Muslim ID |    327 Views 25 Sep 2021, 06:12:07 WIB Al-Qur`an
[Seri Tadabbur] Surat Abasa: 17-22

Keterangan Gambar : ilustrasi (pixabay)


Oleh: Dr. Atabik Luthfi Lc., MA

 


قُتِلَ ٱلۡإِنسَـٰنُ مَاۤ أَكۡفَرَهُۥ ۝  مِنۡ أَیِّ شَیۡءٍ خَلَقَهُۥ

"Celakalah manusia! Alangkah kufurnya dia!  Dari apakah Dia (Allah) menciptakannya?". (Abasa: 17-18)

Ini merupakan salah satu bahasa Al-Qur'an, menegur dan mengancam manusia, yang ingkar kepada Allah swt; 'Celakalah manusia', sungguh aneh dan keterlaluan, manusia yang mengingkari Tuhannya.

Baca Lainnya :


Imam As-Sa'di memaknai awal ayat ini dalam arti celaka, terlaknat, dan rugilah manusia, karena sangat kufurnya. Ia diciptakan oleh Allah swt, dari sesuatu yang tidak berharga; dari air mani yang lazimnya tidak diindahkan. Melalui proses yang panjang, atas Kuasa dan Kemurahan Allah swt, jadilah ia manusia yang sempurna. Mengapa setelah menjadi manusia, ia ingkar dan tidak ingat asal kejadiannya?. Sungguh aneh sikap manusia tersebut. Begitulah ayat ini menegur dan mengingatkan manusia yang ingkar, agar kembali sujud kepada Tuhannya.

مِن نُّطۡفَةٍ خَلَقَهُۥ فَقَدَّرَهُۥ ۝  ثُمَّ ٱلسَّبِیلَ یَسَّرَهُۥ

"Dari setetes air mani, Dia menciptakannya lalu menetapkan (takdir) nya. Kemudian jalannya Dia mudahkan". (Abasa 19-20)

Inilah asal dan proses kejadian manusia; dari air mani, kemudian setelah 40 hari ke empat ditiup ruh, dan ditetapkan takdirnya. Rasulullah saw menjelaskan secara rinci dalam haditsnya, tentang tahapan panjang kejadian manusia;
“Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nutfah/sperma, kemudian menjadi alaqah/segumpal darah/ selama itu juga, kemudian menjadi mudghah/segumpal daging selama waktu itu pula, kemudian Allah mengutus malaikat meniup ruh kepadanya dan mencatat empat perkara; rizki, ajal, amal perbuatan, dan sengsara atau bahagia". (HR. Muttafaqun Alaih)

 

Namun bagaimana selanjutnya jika semua sudah ditentukan? Rasulullah saw mengingatkan akan pentingnya amal;

“Setiap kalian telah ditulis tempat duduknya di surga atau di neraka.” Seseorang bertanya, “Kalau begitu, kami bersandar saja (tidak beramal) wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Tidak demikian, beramallah kalian karena setiap orang akan dimudahkan.” (HR Bukhari).

 

Imam As-Sa'di memaknai ayat ini sebagai anugerah Allah swt, dalam semua sarana untuk kebaikan dunia dan agamanya. Karenanya, tidak ada alasan bagi manusia untuk tidak beramal shalih, dengan semua anugerah dan keutamaan yang dianugerahkan.

ثُمَّ أَمَاتَهُۥ فَأَقۡبَرَهُۥ ۝  ثُمَّ إِذَا شَاۤءَ أَنشَرَهُۥ

"Kemudian Dia mematikannya lalu menguburkannya. Kemudian jika Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali". (Abasa 21-22)

Inilah akhir dari perjalanan kehidupan manusia di dunia; kematian, alam kubur, dan kebangkitan. Setelah selesai waktu kehidupan yang telah ditetapkan oleh Allah swt, setiap manusia akan mengalami kematian, tanpa terkecuali.

 

Kematian itu ada yang baik (husnul khotimah), dan ada yang buruk (su'ul khotimah). Keduanya tergantung perilaku sepanjang kehidupan dunia. Setelah proses kematian dan selanjutnya kehidupan alam kubur, manusia akan dibangkitkan untuk mahsyar, hisab, mizan, dan sirath. Proses yang panjang ini pada gilirannya, akan melayakkan seseorang menuju kehidupan abadi, di surga atau neraka. Ya Allah..Anugerahkan kepada kami kehidupan yang baik, kematian yang baik, sehingga layak menjadi penghuni surgaMu. Amiin.




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment