Pesan Pernikahan Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah

By Muslim ID |    1142 Views 30 Agu 2021, 07:06:17 WIB Keluarga
Pesan Pernikahan Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah

Keterangan Gambar : ilustrasi (pixabay)


Oleh: Mohammad Sofwan Lc., MA

 

Sangat sering kita mendengar pesan pernikahan. Sakinah, mawaddah, warahmah. Terutama dalam acara akad nikah. Al-Quran bukan tanpa maksud menyebutkan kata-kata ini bersamaan. Benarkah kata-kata yang bisa mengungkap sisi kejiwaan laki-laki dan perempuan? Juga menjelaskan tugas dan kewajiban suami dan istri? Berikut telusur tafsirnya.

Baca Lainnya :

 

Allah Taala berfirman:

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." [Ar-Rum: 21]

 

Kata sakinah, mawaddah, warahmah bukan retorika, bukan juga sinonim. Banyak ulama juga bingung dengan disebutkannya tiga kata ini bersamaan. Padahal kata-kata ini mengungkap sisi kejiawaan laki-laki dan perempuan sesuai dengan fitrah penciptaan manusia. Memahami kata-kata ini dalam bingkai psikologis akan turut mewujudkan tujuan pernikahan.


 
Pernikahan adalah Hubungan Emosional

 
Karena murni hubungan emosional, suami istri harus memperhatikan dan menumbuhkan kecerdasan emosional dengan sangat baik. Ini memberikan pesan pernikahan bahwa jika salah prioritas, masing-masing mementingkan IQ tinggi, tapi membiarkan EQ tetap rendah, maka yang akan terjadi adalah:

 

- Pandai dalam berdebat, membela diri, dan mencari kesalahan pasangan
- Merasa diri lebih baik, hanya dirinya yang paham,
- Menyebabkan percekcokan dengan sebab remeh
- Susutnya rasa cinta, dan surutnya mawaddah dan rahmah


Ayat ini mengungkap banyak fakta psikologis yang membuktikan kesempurnaan ciptaan Allah Taala dalam diri manusia.

 

Hubungan Timbal-Balik

 

Kata (لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا) menunjukkan apa kebutuhan laki-laki yang ternyata telah tersedia pada wanita pasangannya. Syaikh Rasyid Ridha mengatakan, "Ketika sampai umurnya, laki-laki akan memasuki fase membutuhkan (سكينة). Didapatkan dengan pernikahan dengan wanita yang menyediakannya."

 

Sedangkan kata (وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً) menunjukkan kebutuhan wanita, yang bisa disediakan oleh laki-laki pasangannya. Para wanita membutuhkan (مَوَدَّةً وَرَحْمَةً). Sebagai manusia, fitrah wanita memang membutuhkan (مَوَدَّةً وَرَحْمَةً). Kebutuhan ini memang bisa disediakan oleh laki-laki. Bisa dilihat dari berbagai sisi:

 

- Ada sisi lemah.
- Membutuhkan bantuan dan perlindungan.
- Diwasiatkan oleh Rasulullah saw.
- Keterbatasan ruang gerak.

 

Pesan pernikahan dari hal ini bahwa semakin kuat pertemuan dua belah kebutuhan dan kemampuan ini akan menjadikan suami-istri seperti (النفس الواحدة). Mereka menjadi seperti satu jiwa. Sulit dipisahkan.

 

Tidak Mesti Timbal Balik

 

Ada pandangan lain yang mengatakan bahwa sakinah, mawaddah, warahmah, sama-sama dibutuhkan suami dan istri, serta masing-masing juga bisa menyediakannya untuk pasangannya.

 

Kata (أَزْوَاجًا) adalah bentuk jamak dari (زوجا) yang bisa digunakan untuk suami maupun istri. Sehingga semua bagian dalam ayat ini berlaku untuk kedua pasangan.

 

- (سكينة) didapatkan keduanya, diberikan keduanya.
- (مَوَدَّةً وَرَحْمَةً) dibutuhkan keduanya, disediakan keduanya.

 

Jadi kalau kita gabungkan dua pendapat ini, bisa kita lihat dari sudut pandang psikologi. Yaitu bahwa:

 

- (سكينة) lebih banyak disediakan wanita, lebih dibutuhkan laki-laki.
- (مَوَدَّةً وَرَحْمَةً) lebih mungkin diberikan laki-laki, sangat dibutuhkan perempuan.

 

Walaupun demikian, tetap masih ada perbedaan antara keduanya:

 

- Bahwa (سكينة) sudah tersedia dalam diri wanita sebagai fitrah, sesuai dengan yang disebutkan dalam ayat (أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا)

- Sedangkan (مَوَدَّةً وَرَحْمَةً) harus diwujudkan dengan usaha yang dilakukan oleh laki-laki. Karena itulah mereka mendapatkan keistimewaan “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita.” [An-Nisa’: 34]. Rasulullah saw. juga pernah berpesan, “Lihatlah calon istrimu. Hal itu bisa lebih membuat langgengnya mawaddah di antara kalian berdua.” [HR. Tirmizi].

 

Macam-Macam Suami

 

Dari sudut pandang mawaddah warahmah, suami bisa digolongkan dalam beberapa kelompok, yaitu:

 

- Memiliki (مودة) dan (رحمة): suami bahagia, istri bahagia
- Memiliki (مودة) tanpa (رحمة): istri mendapatkan (مودة) sebatas sesuai ego suami. Hubungan bisa sangat buruk ketika istri kehabisan rasa sabar.
- Memiliki (رحمة) tanpa (مودة): suami benci kepada istri tapi sabar menahannya dengan alasan moral kemanusiaan. Kasih sayangnya bukan dari hati
- Tidak memiliki (مودة) dan (رحمة): laki-laki abnormal. Hubungan tidak akan berlangsung lama.

 

Dari kategorisasi ini, termasuk manakah kita dan suami kita?

 

Kaidah-Kaidah

 

Setelah mengetahui hakikat ini, maka akan bisa disimpulkan beberapa kaidah yang bisa dijadikan pesan pernikahan kita.

 

- Sebenarnya (مودة) dan (رحمة) saling berpengaruh. Keberadaan salah satunya melahirkan lainnya. Kecuali jika tidak murni dan tulus.
- Yang dicari laki-laki adalah (سكينة). Bahkan rela berkorban banyak untuk mendapatkannya. Jika hilang, akan mencari (سكينة) dengan cara lain. Ada yang dengan menikah lagi, selingkuh, atau sering keluar rumah tanpa alasan.

- Sebenarnya istri tidak perlu repot menyediakan (سكينة) untuk suaminya. Cukup dengan mempertahankan kefitrahannya (diciptakan berpasangan).

- Sedangkan (مودة) dan (رحمة) memerlukan berbagai macam usaha seperti tanggung jawab suami, inisiatif suami, juga peran aktif suami dalam hubungan. Inilah sebenarnya yang dimaksud dengan (قوامة), kepemimpinan.
- Pernikahan yang merupakan hubungan sepasang manusia, yang didasarkan pada nilai ruhani dan emosi manusiawi, antar pasangan saling mencari dan memberi (سكينة) (مودة) dan (رحمة) adalah sebuah tanda kekuasaan Allah Taala dalam penciptaan manusia.
- Hidup berpasangan adalah sistem kehidupan yang asli dan tidak bisa ditinggalkan manusia selamanya.
- Fitrah dan karakteristik yang berbeda antara laki-laki dan perempuan melahirkan adanya kebutuhan untuk saling memenuhi, saling mencintai, dan menserasikan.

- Manusia tanpa pernikahan akan mengalami kelemahan dan ketimpangan dalam hidupnya.
- LGBT adalah penyakit yang menyimpangkan manusia dari fitrah penciptaannya. Ya, sebuah penyakit jiwa.

 

Demikianlah pemahaman yang tentu belum sempurna dari penyebutan sakinah, mawaddah, warahmah, yang tentunya memberikan pesan pernikahan yang sangat berharga bagi laki-laki dan perempuan atau mereka yang sudah menjadi suami-istri. Semoga bermanfaat. 

 

 

===

Artikel ini diterbitkan atas kerja sama dengan mukjizat.co




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment