Khutbah Jumat: Keutamaan Ayah yang Memberi Nafkah

By Admin |    590 Views 15 Mei 2024, 22:43:08 WIB Khutbah
Khutbah Jumat: Keutamaan Ayah yang Memberi Nafkah

Keterangan Gambar : ilustrasi


Download printable Khutbah

Oleh: Abdussalam Tosan

Baca Lainnya :

 

Khutbah Pertama


إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

 

Dalam Kitab Shahih Bukhari dan Muslim, dikisahkan bahwa ada seorang lelaki sedang berjalan dalam sebuah safar. Di tengah perjalanan ia merasa sangat kehausan, hingga sampailah ia pada sebuah sumur. Dia pun turun ke sumur lalu minum, setelah itu keluar. Saat itu, tiba-tiba dia melihat seekor anjing yang menjulurkan lidahnya menjilat debu karena sangat haus.

Lelaki itu pun berkata, “Anjing ini sangat kehausan sebagaimana yang telah aku rasakan”. Maka ia turun lagi ke sumur, ia penuhi sepatunya dengan air, lalu menggigitnya dengan mulutnya (agar bisa naik), dan memberikan minum kepada anjing tersebut. Maka Allah azza wa jalla pun berterima kasih kepadanya, dan Allah azza wa jalla mengampuni dosanya.

Para Sahabat radhiallahu ‘anhum bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita akan mendapatkan pahala karena binatang liar?”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Ya, pada setiap hati yang dibasahi (ada pahala).”

 

Ma’asyiral muslimin jamaah shalat Jumat, para ayah, para suami, para lelaki rahimakumullah,

Di antara hikmah yang dikandung dalam hadits ini adalah keutamaan bekerja dan memberi nafkah. Bayangkan, jika memberi minum anjing liar saja menjadikan Allah berterima kasih dan mengampuni dosa-dosa kita, bagaimana jika memberi minum manusia? Bagaimana jika yang diberi itu bukan hanya air sumur, tapi air mineral? Bukan hanya air tapi nasi lengkap dengan lauk-lauknya? Bukankah Allah Maha Pemurah bisa melipatgandakan balasannya kepada kita?

Maka hendaklah kita menguatkan niat kita ketika memberi nafkah kepada istri, anak, bahkan mungkin orang tua kita, bahwa ini adalah sebuah perbuatan ibadah luar biasa di sisi Allah azza wa jalla.

 

Ma’asyiral muslimin, para lelaki pencari nafkah dan calon pencari nafkah yang dimuliakan Allah,

Mari kita lihat kembali pada bahasa hadits mulia Rasulullah shallalhu ‘alaihi wasallam. Bayangkan bagaimana situasinya. Seorang lelaki menuruni sumur, mengambil air dengan sepatunya, lalu menggigit sepatunya agar kedua tangannya bisa dipakai untuk memanjat sumur. Begitu luar biasa perjuangannya. Perjuangan inilah yang juga menjadi alasan Allah memberikan karunia begitu besar pada lelaki tersebut. Demikian juga ketika kita para lelaki mencari nafkah untuk keluarga, lalu menemukan kesulitan, bahkan penderitaan, maka ingatlah bahwa Allah tidak abai terhadap setiap penderitaan kita. Allah menghitung dengan cermat setiap perjuangan kita. Dan semua dibalas sesuai timbangan-Nya. Sungguh Allah Maha Detil atas segala perbuatan kita.

 

Ma’asyiral muslimin, para lelaki pencari nafkah dan calon pencari nafkah yang dimuliakan Allah,

Begitu luar biasanya keutamaan memberi makan dan minum kepada keluarga. Namun patut kita ketahui sebagai lelaki yang menjadi tumpuan keluarga, bahwa nafkah itu bukan hanya makan dan minum. Bukan hanya sekedar harta dan materi. Tapi ada nafkah yang lebih dibutuhkan, yaitu berupa pendidikan, berupa ilmu dan adab.

Maka seorang lelaki yang menjadi tumpuan keluarganya, haruslah juga memenuhi kebutuhan ini. Dan pahalanya akan jauh lebih besar lagi daripada sekedar memberi makan dan minum. Jika makan dan minum hanya menyelamatkan keluarga kita di dunia, maka ilmu dan adab akan menyelamatkan mereka di dunia dan di akhirat. Maka tentu balasan dari Allah jauh lebih besar bagi yang bisa memenuhi kebutuhan ini.

Maka seorang lelaki yang menjadi tumpuan keluarganya, haruslah memenuhi kebutuhan ini. Di antara kesibukannya mencari harta dan materi, wajib bagi kepala keluarga untuk juga mendidik keluarganya dalam ilmu dan adab.

Allah azza wa jalla berfirman;

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka” [QS. At-Tahrim: 6]

 

Ma’asyiral muslimin, para lelaki pencari nafkah dan calon pencari nafkah yang dimuliakan Allah,

Mari kita bertakwa kepada Allah, bersemangat bekerja memberi nafkah kepada keluarga, tidak hanya makan dan minum mereka, tapi juga pengajaran ilmu dan adab untuk mereka.

Mungkin ada yang berpikir, “Sudahlah capek kerja, masih harus mendidik keluarga juga”. Maka ingatlah kisah pemuda dalam hadits tadi, bagaimana dia menuruni sumur, menggigit sepatu, dan memanjat sumur kembali, hanya demi seekor anjing. Tentunya, kita bisa berjuang lebih baik lagi, jika untuk istri dan anak-anak kita tercinta. Allah tidak abai terhadap setiap penderitaan kita. Allah menghitung dengan cermat setiap perjuangan kita. Dan semua dibalas sesuai timbangan-Nya.

Semoga Allah lembutkan hati para kepala keluarga umat ini, untuk memberi nafkah jasmaniyah dan ruhaniyah kepada keluarga tercinta, dengan sebaik-baiknya.


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ,
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ,
وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Khutbah Kedua


إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛

 


إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ

اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment