Proses Penyembelihan (Rigor Mortis)

By Muslim ID |    867 Views 21 Jul 2022, 06:43:57 WIB Kesehatan
Proses Penyembelihan (Rigor Mortis)

Keterangan Gambar : ilustrasi (pixabay)


Oleh: Dr. Edi Sukur

 

Saat hari Raya Idul Adha lalu, saya mengajak si “Ganteng” Fadhil, si “Penyayang” Ulya dan si “Leader” Shafa. Seperti biasa Ulya dan Shafa selalu menanyakan hal-hal yang dia belum mengerti. Sedangkan Fadhil asyik saja dengan roti bantal dan susu kesukaannya. Kali ini pertanyaan datang dari Shafa. “Ebay, kok sapinya masih bergerak? Kan sudah mati?” tanyanya. “Iya Ebay, itu kakinya masih gerak-gerak. kan sudah disembelih tadi..”, tambah Ulya.

Baca Lainnya :

 

Yah memang sapi itu masih bergerak-gerak, walaupun sudah mati disembelih beberapa menit yang lalu. Saya berusaha menjelaskan ke dua anak cerdas ini tentang fenomena yang mereka lihat, walaupun saya tidak tahu bagaimana caranya menjelaskan fenomena itu dengan bahasa yang sederhana sehingga dapat dipahami oleh anak usia 8 dan 4 tahun itu. “Waktu disembelih tadi, tenaganya masih ada. Terus baru lepas sekarang”. Entah bisa dipahami atau tidak, nampaknya mereka masih penasaran, sambil melihat sapi dan kambing lainnya yang bergerak-gerak setelah di sembelih.

 

Saat itu tetiba saya teringat dengan salah satu hadits Arbain No. 17, yang berbunyi:

 

“Dari Abu Ya’la Syaddah bin Aus RA, dari Rasulullahu SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menetapkan perbuatan baik (ihsan) atas segala sesuatu. Jika kalian membunuh maka berlakulah baik dalam hal tersebut. Jika kalian menyembelih berlakulah baik dalam hal itu, hendaklah kalian mengasah pisaunya dan menyenangkan hewan sembelihannya.” (Riwayat Muslim).

 

Hadits ini menjelaskan tentang pentingnya ihsan dalam segala hal, bahkan terhadap hewan. Tidak boleh membebani di luar kemampuannya serta tidak menyiksanya saat menyembelih. Petunjuk yang jelas dengan mengasah pisau untuk mempersingkat waktu penyembelihan dan menyenangkan hewan sebelum menyembelihnya.

 

Ada pertanyaan yang menarik, kenapa hewan perlu dibuat nyaman sebelum disembelih? Ternyata ini berkaitan erat dengan sistem metabolisme tubuh makhluk hidup.

 

Makhluk hidup adalah makhluk bergerak mempergunakan ototnya. Otot-otot ini tersusun atas unsur-unsur organik seperti C, H, O, P, S, N yang berfungsi sebagai energi mekanik. Hal ini ditandai dengan kemampuannya dalam berkontraksi dan berelaksasi. Sumber energi ini didapatkan dari glukosa yang mana energi nya itu tersimpan dalam bentuk ATP. Saat ATP berubah menjadi ADP, energi itu dilepaskan ke otot yang membuatnya dapat bergerak melakukan aktifitas dalam bentuk kontraksi maupun relaksasi otot. Secara mudah reaksinya disimbolkan sebagai berikut:

 

ATP —> ADP + P + Energi

 

Pada saat hewan (makhluk hidup) masih hidup, reaksi ini bersifat bolak balik, dimana ADP dapat kembali berubah menjadi ATP dengan menyerap energi yang bersumber dari glukosa. Namun saat hewan mati, reaksi yang terjadi hanya satu arah saja menjadi:

 

ATP —> ADP + P + Energi —> rigor mortis

 

Sisa glikogen (pati hewan) dan ATP yang terbentuk sebelum mati akan digunakan untuk kontraksi otot sampai ATP habis sama sekali. Pada saat itu akan terbentuk rigor mortis yang ditandai dengan kekakuan otot. Rigor mortis inilah yang mempengaruhi kualitas dari daging yang dihasilkan. Jika waktu proses rigor mortis pendek, kualitas daging menjadi rendah (keras, kering, tidak tahan lama). Berbeda dengan rigor mortis yang terbentuk dalam waktu yang lebih lama, daging yang dihasilkan akan lebih empuk, berwarna segar, tahan lama baik disimpan dalam suhu ruangan atau suhu pendingin. Lama dan pendeknya pembentukan rigor mortis tergantung dari seberapa banyak ATP dan glikogen yang tersisa di dalam tubuh hewan sebelum mati. Makin banyak ATP dan glikogennya, makin lama proses rigor mortisnya.

 

Mungkin itulah salah ibroh kenapa Rasulullah SAW mengatakan hadits seperti di atas. Jika hewan yang akan disembelih dalam kondisi meronta-ronta, kelelahan, stress, kurang istirahat maka persediaan ATPnya akan kurang dan membuat proses rigor mortis berlangsung cepat. Efeknya, kualitas daging yang dihasilkan kurang bagus.

“Jika kalian menyembelih, hendaklah kalian mengasah pisau dan menyenangkan hewan sembelihannya".

 

“Ebay, adek haus. Beliin minuman donk!”, dan lamunan saya pun terhenti mendengar gaya koleris Shafa.

 

Walahua'lam..




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment