- Khutbah Jumat: Peduli Palestina sebagai Tanda Takwa
- Khutbah Jumat: Golongan Orang Beriman (1)
- Allah SWT Tidak Akan Bosan, Kitalah Yang Akan Bosan
- Jangan Termasuk Orang Merugi
- Khutbah Jumat: Refleksi Maulid Nabi Muhammad SAW dan Kepemimpinan dalam Prespektif Islam
- Pendidikan Doktor di Indonesia
- Ingin Dicintai Allah SWT? Amalkan Yang Sedikit Namun Kontinu
- Dimudahkan Menuju Jalan ke Surga
- [Seri Tadabbur] Surat Asy-Syams: 11 - 12
- Menjadi Seorang Daud
[Seri Tadabbur] Surat Asy-Syams: 7 - 8
Oleh: Dr. Atabik Luthfi, Lc., MA.
Pilihan Jalan Kejahatan dan Ketakwaan....
Baca Lainnya :
- [Seri Tadabbur] Surat Asy-Syams: 5 - 6 0
- [Seri Tadabbur] Surat Asy-Syams: 3 - 4 0
- [Seri Tadabbur] Surat Asy-Syams: 1 - 20
- [Seri Tadabbur] Surat Al-Balad: 19 - 200
- [Seri Tadabbur] Surat Al-Balad: 17 - 180
وَنَفۡسࣲ وَمَا سَوَّىٰهَا فَأَلۡهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقۡوَىٰهَا
"Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya, maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaan". [QS. Asy-Syams 7 - 8]
Sumpah terakhir Allah swt di surat Asy-Syams, adalah dengan nafs dan bagaimana penyempurnaannya. Imam As-Sa'di memahami maksud kata nafs, mencakup seluruh yang menggerakkan tubuh manusia. Terdiri dari nafsu, kehendak, perasaan, fikiran, motivasi, dan aspek ruhani lainnya yang mempengaruhi manusia.
Imam Ibnu Katsir mengkaitkannya dengan hadits tentang fithrah, "Setiap manusia diciptakan dalam keadaan fitrah (suci dan bersih)". [HR. Muslim]
Allah swt telah membekali manusia dengan nafs ini, yang berkemampuan memilih jalan kebaikan atau kejahatan. Dengan dasar ayat ini, maka manusia bertanggung jawab atas pilihannya; jika baik maka mendapat balasan kebaikan, demikian sebaliknya.
Inilah salah satu bentuk perbedaan dan kemuliaan manusia, sekaligus pembuktian dalam memilih jalan kehidupannya.