- Khutbah Jumat: Peduli Palestina sebagai Tanda Takwa
- Khutbah Jumat: Golongan Orang Beriman (1)
- Allah SWT Tidak Akan Bosan, Kitalah Yang Akan Bosan
- Jangan Termasuk Orang Merugi
- Khutbah Jumat: Refleksi Maulid Nabi Muhammad SAW dan Kepemimpinan dalam Prespektif Islam
- Pendidikan Doktor di Indonesia
- Ingin Dicintai Allah SWT? Amalkan Yang Sedikit Namun Kontinu
- Dimudahkan Menuju Jalan ke Surga
- [Seri Tadabbur] Surat Asy-Syams: 11 - 12
- Menjadi Seorang Daud
Tetap Membaca Al-Quran Walau Tertusuk Panah
Keterangan Gambar : ilustrasi (pixabay)
Asamuslim.id - Sebuah momen sejarah yang terselip terjadi dalam rangkaian peristiwa Perang Dzatur Riqa'. Saat itu kaum muslimin sedang singgah untuk beristirahat malam di sebuah bukit. Begitu kaum muslimin mengistirahatkan hewan tunggangan mereka, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Siapa yang akan menjaga kita malam ini?". Maka Abbad bin Bisyr dan Ammar bin Yasir bangkit dan berkata, "Kami wahai Rasulullah".
Keduanya pun berjalan menuju ujung bukit. Abbad bin Bisyr berkata kepada saudaranya, Ammar bin Yasir, "Mana yang kamu pilih, tidur di awal malam atau akhirnya?". Ammar menjawab, "Awalnya". Maka Ammar pun tidur, dan Abbad berjaga.
Baca Lainnya :
- Kerja Setan Memisahkan Suami Istri0
- Anak Cucu dan Orang Tua akan Dipertemukan di Surga0
- [Tadabbur Syawwal] Jangan Merusak Kebaikan..!0
- [Tadabbur Ramadhan] Berdoa Kebaikan untuk Semua0
- 3 Ulama Besar Putra Pendeta0
Malam itu alam begitu tenang dan damai. Suasana tersebut membawa Abbad bin Bisyr larut dalam keinginan bermunajat. Ia pun menghadap kiblat dan mulai shalat. Dalam shalatnya, ia membaca Al-Kahfi dengan khusyu dan syahdu. Tiba-tiba datanglah seseorang dari pasukan musuh dengan mengendap-endap. Melihat Abbad yang sedang berdiri, ia pun merogoh anak panahnya dan melepaskannya ke arah Abbad.
Abbad bin Bisyr terluka, panah menusuk tubuhnya. Namun ia hanya mencabutnya dan terus melanjutkan shalatnya. Melihat hal itu, sang penyusup melanjutkan dengan tembakan panah kedua. Abbad tetap hanya mencabutnya dan terus shalat. Hingga ketika untuk ketiga kalinya panah menancap di tubuhnya, Abbad mencabutnya lalu menyudahi shalatnya.
Sambil terseok, Abbad bin Bisyr menuju saudaranya yang sedang tidur dan membangunkannya, "Bangunlah, luka-luka di tubuhku telah melemahkan kekuatanku."
Melihat darah merembes dari 3 luka tusukan panah, Ammar yang terbangun pun terkejut, "Subhanallah, mengapa kamu tidak membangunkanku ketika anak panah pertama melukaimu?"
Abbad bin Bisyr menjawab, "Aku sedang shalat dan membaca sebuah surat, aku tidak ingin memotongnya sebelum aku menyelesaikannya. Demi Allah, kalau aku tidak takut melalaikan tugas yang dibebankan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepadaku, niscaya kematian lebih aku sukai daripada aku memutus sebuah surat yang aku baca."
Demikianlah kecintaan Abbad bin Bisyr pada bacaan Al-Quran, sehingga tidak ingin memutus bacaannya walau panah menusuk tubuhnya.
Ummul mu'minin 'Aisyah pernah berkata; "Tiga orang dari Anshar, yang tidak seorang pun mengungguli kemuliaan mereka; Saad bin Muadz, Usaid bin Hudhair, dan Abbad bin Bisyr".
Semoga Allah memudahkan kita meneledani kemuliaan mereka.(sm)
===
Diceritakan kembali dari buku: "Mereka adalah Para Sahabat", Dr. Abdurrahman Ra'fat Basya