Isra Miraj dan Suksesi Kepemimpinan

By Muslim ID |    397 Views 27 Feb 2022, 22:42:18 WIB Hikmah
Isra Miraj dan Suksesi Kepemimpinan

Keterangan Gambar : ilustrasi (pixabay)


Oleh: Mohammad Sofwan Lc., MA.

 

Suksesi harus dilaksanakan saat pemimpin tidak lagi layak.

 

Baca Lainnya :

Peristiwa Isra Miraj memiliki arti yang sangat penting untuk umat Islam. Peristiwa yang terjadi pada sepotong malam di awal sejarah Islam telah memberikan legitimasi yang lengkap bagi umat Islam untuk memimpin dunia. Tak perlu ucapan, cukup dengan tindakan dan perjuangan.

 

Allah SAW. berfirman:

 

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِير

 

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” [Al-Israa: 1].

 

Memimpin Para Nabi

 

Salah satu agenda dalam peristiwa Isra Miraj adalah Rasulullah saw. mengimami para nabi.

 

“Aku mendapati diriku bersama sekumpulan Nabi. Dan tiba-tiba aku diperlihatkan Nabi Musa as. yang sedang berdiri melaksanakan shalat, ternyata dia adalah seorang lelaki yang kekar dan berambut keriting, seakan-akan orang Bani Syanuah. Aku juga diperlihatkan Isa bin Maryam as. yang juga sedang berdiri melaksanakan shalat.

 

Urwah bin Mas’ud Ats Tsaqafi adalah manusia yang paling mirip dengannya. Telah diperlihatkan pula kepadaku Nabi Ibrahim as. yang juga sedang berdiri melaksanakan shalat, orang yang paling mirip denganya adalah sahabat kalian ini; yakni diri beliau sendiri. Ketika waktu shalat telah masuk, akupun mengimami mereka semua.” [HR. Muslim].

 

Apa yang terjadi pada malam Isra Miraj ini mengisyaratkan perubahan politik yang sangat mendasar. Para nabi telah menyerahkan kepemimpinan kepada Rasulullah saw.

 

Bani Israil Lengser

 

Kepemimpinan dunia sebelumnya dipegang oleh Bani Israel (bangsa keturunan para nabi) saat masih tersisa ajaran Yahudi dan Nasrani. Tapi Bani Israel sudah tidak layak lagi mengembannya

 

مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

 

“Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang lalim.” [Jumah: 5].

 

Umat Islam yang menggantikan mereka. Sebuah umat baru yang telah dibina dengan sempurna oleh Rasulullah SAW.

 

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ

 

“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia.” [Al-Baqarah: 143].

 

Sunnatul Istibdal: hukum peralihan kekuasaan

 

Orang atau bangsa mengemban kedudukan sebagai pemimpin karena faktor-faktor yang mereka miliki. Ketika tidak lagi mengemban amanah perjuangan menegakkan kebenaran, maka Allah SAW. akan ganti dengan pengemban yang baru.

 

وَإِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْماً غَيْرَكُمْ ثُمَّ لا يَكُونُوا أَمْثَالَكُمْ

 

“dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (ini).” [Muhammad: 38].

 

Allah SAW. tidak pernah berlaku zhalim ketika memindahkan kekuasaan itu. Orang yang tidak lagi memimpin karena sudah tidak lagi memiliki faktor-faktor baik yang membuatnya bisa mengemban amanah:

 

ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَى قَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

 

“Yang demikian (siksaan) itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum, hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri,” [Al-Anfal: 53].

 

Penyakit Bani Israil

 

Banyak penyakit Bani Israil yang membuat mereka kehilangan sebagai bangsa pemimpin dunia. Sebaliknya, mereka malah mendapat laknat Allah SWT. Di antara penyakit itu adalah:

 

Meninggalkan amar makruf nahi munkar.

 

كَانُوا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ

 

“Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” [Al-Maidah: 79].

 

Merasa selalu terbaik, walaupun banyak melakukan kejahatan.

 

وَقَالَتِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى نَحْنُ أَبْنَاءُ اللَّهِ وَأَحِبَّاؤُهُ

 

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan:”Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya.” [Al-Maidah: 18].

 

Beriman secara parsial.

 

أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ

 

“Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain?” [Al-Baqarah: 85].

 

Tidak mau memahami dan mengamalkan wahyu.

 

مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

 

“Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang lalim.” [Jumah: 5].

 

Syarat kelayakan menjadi pengganti?

 

Ada beberapa syarat orang atau bangsa layak menjadi pengganti pemimpin yang lama. Hal itu seperti Allah SAW. firmankan:

 

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْناً يَعْبُدُونَنِي لا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئاً وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

 

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. 

 

Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” [An-Nur: 55]. Syarat

 

Beriman kepada Allah SAW.

 

Iman yang mencakup dan mengarahkan seluruh aktivitas kita; yang membangkitkan gerakan, semangat, kesungguhan, perjuangan, kemuliaan, keteguhan dan keyakinan.”

Iman yang telah menjadikan para sahabat dari bangsa penggembala menjadi bangsa pemimpin dunia.

 

Beramal shalih.


Semua amalan baik yang berorientasi ridha Allah SAW. Maksud keesalihan yang terdapat dalam firman Allah SAW.

 

أَنَّ الْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ

 

“bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh. [Al-Anbiyaa’: 105],

 

Bukanlah sekadar orang yang rajin beribadah.

 

Sayid Qutb mengatakan, “Ketika iman dan amal shalih bergabung, pasti akan berujung pada mewarisi bumi. Jika tidak, biasanya yang berkuasa adalah yang mengusahakan faktor materi. Karena iman lawannya hanya pura-pura.”

 

Beribadah hanya kepada Allah SAW.

 

Ketundukan kepada Allah SAW. dalam semua hal. Karena ibadah bermakna perkataan, perbuatan, baik lahir maupun batin, yang Allah SAW cintai dan ridhai.

 

Tidak syirik, menyekutukan Allah SAW., dengan sesuatu pun.

 

Karena tauhid ibadah baru sempurna saat seorang hamba memurnikan tujuan untuk Allah SAW. dalam keinginan, perkataan, dan perbuatannya.

Berbuat syirik adalah ketika tunduk dan mengagungkan ciptaan seperti tunduk dan mengagungkan Penciptanya.

Berharap hanya kepada Allah, tunduk hanya kepada Allah, takut hanya kepada Allah, bergantung hanya kepada Allah.

 

Itulah yang oleh Rasulullah saw. dan para sahabatnya penuhi sehingga Allah SAW. pun menjadikan mereka pewaris dan pengganti Bani Israil dalam memimpin dunia.

 

Demikianlah, peristiwa Isra Miraj memiliki arti yang sangat penting untuk umat Islam. Kejadian pada sepotong malam di awal sejarah Islam telah memberikan tampuk kepemimpinan bagi umat Islam untuk mengelola dunia dan menyelamatkan manusia.

 

===

Sumber: mukjizat.co




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment