[KHUTBAH IDUL ADHA 1442 H] Kekuatan Pasrah dan Urgensi Optimis

By Muslim ID |    1035 Views 19 Jul 2021, 08:29:54 WIB Khutbah
[KHUTBAH IDUL ADHA 1442 H] Kekuatan Pasrah dan Urgensi Optimis

Oleh: Dr. H. Saiful Bahri, MA.


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
االله أكبر كبيراً والحمد لله كثيراً. وسبحان الله بكرةً وأصيلاً. لا إله إلاّ الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد. الحمد لله الذي أَنزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِين. أشهد أن لا إله إلاّ الله وحده، صَدَقَ وعْدَه ونصَر عبْدَه وأعزّ جُنْدَه وهزَم اْلأحْزَابَ وحدَه، وأشهد أنّ محمداً عبده ورسوله لا نبي بعد، فصلوات الله وسلامُه على هذا النبي الكريم وعلى آله وأصحابه أجمعين. أمّا بعد، فيا عباد الله أوصي نفسي وإياكم بتقوى الله، إنه من يتق ويصبر فإن الله لا يضيع أجر المحسنين. يقول المولى عز وجل: ﴿ لَن يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَٰكِن يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ﴾ (الحج: 37). طِبْتُمْ وطابَ ممْشَاكُمْ وتَبَوّأتمْ مِن الجنّة منزلاً .

 

Baca Lainnya :

Allahu Akbar x 3, walillahil hamd


Ma’asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah.
Segala puji dan syukur kita panjatkan, takbir dan tahmid kita kumandangkan. Menandai kemenangan yang dikaruniakan Allah Swt. Kemenangan yang paling esensi, kembali menjadi suci dengan pengampunan dan maghfirah-Nya. Sebelum hari ini, kita disunnahkan untuk puasa Arafah. Hal ini dimaksudkan bukan karena sekedar untuk membersamai dan merasakan suasana yang dialami para jamaah haji yang wukuf di sana, tapi untuk mendapatkan apa yang Allah janjikan berupa rahmat dan ampunan-Nya. 

 

Terlebih dalam suasana ‘âm al-huzni seperti saat ini. Kita kehilangan banyak ulama, tokoh-tokoh bangsa, sebagian keluarga kita dan teman-teman sejawat serta beberapa orang yang kita cintai. Tetapi bukan berarti kita terus larut dalam kesedihan. Kita harus move on dan mengikuti arahan Nabi Muhammad SAW, untuk menggaungkan takbir di hari-hari ini. Membesarkan nama Allah, bertakbir, bertahmid dan bertasbih kepada-Nya. Karena Allah adalah Dzat yang Mahaagung dan Mahabesar, melebihi apapun yang ada termasuk cobaan dan wabah penyakit yang saat ini mendera kita.

 

Allah selalu memiliki cara dan momen untuk menumbuhkan optimisme pada hamba-hamba-Nya. Setelah peluang-peluang kebaikan Allah buka di bulan Ramadan, Dia buka pula peluang kebaikan puasa di bulan Syawwal. Bulan Dzulqa’dah sebagai bulan haram dan kemudian berbagai kebaikan Allah buka di bulan Dzulhijjah.

 

Amal-amal baik di bulan ini bahkan tiada yang sanggup menandinginya, kecuali seseorang yang keluar dari rumahnya membawa harta dan jiwanya, berniat jihad fi sabilillah kemudian ia tidak kembali karena gugur sebagai syahid.

 

Allahu Akbar x 3, walillahil hamd

Ma’asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah.
Ibadah kurban adalah salah satu ibadah khusus di bulan Dzul Hijjah. Di dalamnya terdapat spirit pengorbanan luar biasa, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Ibrahim ‘alaihissalâm. Yaitu pengorbanannya dari sejak memupuk kesabaran menghadapi kaumnya dan ayahnya yang lebih suka mendukung rezim yang zhalim, hingga sabar menanti sang buah hati berpuluh-puluh tahun lamanya, dan sampai harus dihadapkan pada sebuah cobaan berat meninggalkan istri dan anaknya di tempat yang tiada kehidupan di dekat Baitullah al-Haram. Pun saat ia menemuinya kembali setelah lebih sewindu, Allah kembali mengujinya dengan perintah menyembelih putra kesayangannya. Namun, ujian terakhir ini tidak benar-benar terjadi karena Allah mengantikan Ismail putra beliau dengan seekor domba. Inilah yang kemudian menjadi spirit ibadah kurban hingga saat ini.

 

Islam datang dengan paradigma kurban yang berbeda. Kurban tidaklah berbentuk persembahan kepada makhluk, kepada sesembahan atau diperuntukkan kepada selain Allah. Islam memberi makna kedalaman kurban sebagai representasi kedekatan kepada Allah, sebagaimana makna kebahasaan kurban sekaligus menjadi tujuannya yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah. 

 

Kurban tidak terfokus pada daging binatang ternak yang disembelih, bukan juga pada darahnya atau bulu-bulunya. Tetapi, lebih fokus pada ketaatan kepada Allah. Spirit inilah yang utama dalam ibadah kurban. 

 

Kemanfaatan daging kurban diperuntukkan kembali kepada pengurban, ia boleh memakan sebagiannya. Sebagian lainnya diberikan kepada orang-orang fakir dan yang membutuhkan, baik yang memintanya atau yang tidak memintanya. 

 

Daging kurban tersebut harus disembelih pada waktunya sesuai syariat, yaitu pada waktu setelah menunaikan shalat Idul Adha hingga akhir hari tasyriq, yaitu tanggal 13 Dzul Hijjah. Adapun distribusinya bisa longgar dan memungkinkan untuk dilakukan setelahnya. Misalnya jika ada perencanaan distribusi untuk para pengungsi atau orang-orang yang lebih membutuhkan.

 

Mari kita dengarkan jawaban Nabi Ismail ketika ayahnya menyampaikan perintah Allah untuk menyembelihnya.
“Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insyâ’alLâh kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” (Ash-Shâffât: 102)

 

Jawaban Ismail mengajarkan kita tiga hal penting:
Dia memanggil ayahnya dengan panggilan sayang (yâ abati) meskipun selama ini ayahnya jauh secara fisik tapi efektif dalam pembinaan akidah melalui ibunya.

 

“Kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu” (if’al mâ tu’mar) menandakan bahwa dia sangat paham siapa yang memerintah ayahnya.
(ستجدني إن شاء الله من الصابرين) “insyâ’alLâh kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. Adalah sebuah motivasi untuk sungguh-sungguh berusaha menjadi seorang penyabar kemudian berserah diri pada Allah dari usaha yang dilakukannya.

 

Energi positif dari pernyataan Ismail adalah mendidik anak-anak yang kelak akan menjadi generasi penerus ini selalu kuat mental dan prinsip serta kokoh akidahnya. Seberapa berat cobaan yang dihadapi, dengan mudah ia akan katakan “insyâ’alLâh kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. Untuk menjadi pribadi yang sabar secara benar tidaklah mudah, perlu kedewasaan, perlu tempaan matang, perlu kokohnya pertautan kepasrahan kepada Allah. Anak kecil ini menjadi dewasa. Sangat berbeda dengan anak-anak sekarang umumnya yang dewasa secara biologis, namun sayangnya rapuh secara prinsip dan ideologis serta psikologis.

 

Jika para ayah dan ibu sudah sekokoh keluarga Ibrahim sedangkan anak-anak kecilnya memiliki kepasrahan dan ketakwaaan seperti Ismail. Maka tak perlu ada yang kita khawatirkan terhadap bangsa ini. Seberat apapun masalah dan kondisi yang dihadapi, motivasi kepasrahan dan optimisme Nabi Ismail akan menjadi spirit kebangkitan dari berbagai keterpurukan. 

 

Allahu Akbar x 3, walillahil hamd
Ma’asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah.
Bangsa kita saat ini memerlukan motivasi energi insyâ’alLâh. Terutama untuk menyatukan bangsa dalam menghadapi musibah yang bertubi-tubi dan wabah yang tak kelihatan wujudnya tapi mengganas dan menelan korban yang tak sedikit.

 

Semoga hadirnya momen ibadah qurban, Hari Raya Idul Adha ini menghadirkan suasana kebahagiaan yang produktif, yaitu dengan memberikan kepedulian kepada saudara-saudara kita yang dilanda kesedihan serta di tengah suasana mencekam serangan virus yang tak nampak dan mewabah dua tahun belakangan. Juga saudara-saudara kita yang tertimpa mushibah, baik musibah bencana alam atau musibah kemanusiaan seperti penjajahan yang dialami oleh bangsa Palestina.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللهم صل علي محمد وعلى آله وصحبه وسلم .اللهمّ اغفر لجميع المسلمين والمسلمات الأحياء منهم والأموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات. اللهمّ ارزقنا حجّ بيتك المحرم وزيارة نبيك الكريم وأَوْرِدْنا حوضه في الجنة. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.
 

Ya Allah, jadikan anak-anak kami seperti Nabi-Mu Ismail yg sanggup bersabar menghadapi ujian apapun, bersabar menjadi dewasa memikul tanggungjawab dan amanah dari-Mu.

 

Ya Allah. Jadikanlah pemuda-pemuda kami seperti Nabi Musa yang tidak putus asa mencari jalan kebaikan dari kesulitan yang menderanya. Menjadi orang yang ringan membantu di saat sulitnya. Menjadi orang kuat dalam segala kondisi. Menjadi orang yang menghargai dan menghormati orang tua dan menyayangi keluarganya.

 

Ya Allah. Jadikanlah orang-orang tua kami seperti Nabi Syuaib yang terus memupuk harapan dan menyalurkan energi optimisme kepada kaum muda penerus mereka. Membersamai dengan nasihat-nasihat dan keteladanan.

 

Wahai Dzat yang melindungi Nabi Musa kecil dan ketika remaja serta dewasa. Lindungilah kami dari segala marabahaya yang mengancam kami baik yang nampak maupun yang tak nampak. Sebagaimana Engkau lindungi dan selamatkan Nabi Musa dari penguasa zhalim yang telah berjasa padanya, Firaun. Maka, selamatkanlah kami dari orang-orang zhalim yang tidak takut kepada-Mu. Orang-orang yang kehilangan nuraninya dengan memakan hak-hak kaum dhuafa dan orang miskin, orang-orang yang berani mengambil keputusan menyengsarakan banyak hamba-hamba-Mu.

 

Wahai Dzat yang memberi kesembuhan Nabi Ayyub dari penyakitnya, angkatlah wabah yang mendera kami selama ini. Wabah yang merampas kesejahteraan kaum dhuafa di antara kami, wabah yang membuat yatim anak-anak kecil, wabah yang memisahkan seseorang dari keluarganya. Angkatlah dan bersihkanlah.

 

Ya Allah ya Tuhan kami, jadikan kami jalan kemudahan bagi saudara kami yang terlilit kesulitan.
Ya Allah ya Tuhan kami, jadikan kami jalan kebahagiaan bagi saudara kami yang didera penderitaan
Ya Allah ya Tuhan kami, jadikan kami jalan petunjuk bagi saudara kami yang menjauh dari tuntunan-Mu
Ya Allah ya Tuhan kami, jadikanlah kami jalan kebaikan bagi saudara kami yang ingin memperbaiki diri.

 

Ya Allah… Ampunilah tangan-tangan kami yang masih enggan mengulurkan bantuan.
Ya Allah… Ampunilah mata-mata kami yang masih sering berkhianat dan memandang tajam pada saudara kami. Kadang merendahkan. Kadang menyakiti perasaan saudara kami.

 

Ya Allah… Ampunilah lisan-lisan kami yang masih sering menggunjingkan aib saudara kami.
Ampunkan ya Allah. Maafkan ya Allah keterbatasan kami dalam membaca kitab-Mu. Kelemahan kami dalam membina amanah-Mu. Keteledoran kami dalam mendidik anak-anak kami. Kekurangan kami dalam berbakti pada orang tua kami. Kealpaan kami dalam berkontribusi kepada peluang-peluang kebaikan yang Engkau bukakan setiap hari.

 

Maafkan ya Allah… tangan-tangan kami yang enggan mengusap anak-anak yatim. Tangan-tangan kami yang masih berat membuka-buka mushaf-Mu.
Maafkan mata-mata kami yang masih berat memandang huruf demi huruf ayat-ayat-Mu.
Maafkan lisan-lisan kami yang masih berat melafazkan dan mendengungkan dzikir dan mengeja al-Quran-Mu.
Maafkan kami yang belum menunaikan hak-hak saudara kami, tetangga kami, guru-guru kami, dan orang-orang yang memiliki hubungan dengan kami. Maafkan ya Rahman.


ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار. والحمد لله رب العالمين . تقبل الله منا ومنكم وكل عام وأنتم بخير وإلى الله أقرب وعلى طاعته أدوم

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

 

Jakarta, 10 Dzulhijjah 1442 H
    20 Juli 2021
 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment