Khutbah Jumat: Berhati-hati dari Sifat Hasad

By Admin |    321 Views 12 Jul 2024, 06:03:42 WIB Khutbah
Khutbah Jumat: Berhati-hati dari Sifat Hasad

Download printable Khutbah

Oleh: Dr. Derysmono, Lc., M.A.
(CEO adaustadzh.com, Sekum PP HDMI, Direktur Ma’had Aly Raudhotul Qur’an Azzam Sako)


Baca Lainnya :

Khutbah Ke-1

الْحَمْدُ للهِ الْحَمْدُ للهِ الَّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلامِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيِّ الكَرِيمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَه، ذُو الجَلالِ وَالإِكْرَامِ، وَأَشْهَدُ أَنْ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه ، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِينَ بِإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأَيُّهَا الإِخْوَانِ، أَوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللَّهُ تَعَالَيَ الْقُرْآنِ الْكَرِيمُ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمُ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّه وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ صَدَقَ اللَّهُ

العَظِيمُ

 

Hadirin Jama'ah Jum’ah yang dirahmati Allah

Segala pujian hanya milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan banyak anugerah dan kenikmatan. Mulai nikmat yang nampak hingga nikmat yang tidak nampak di mata. Semuanya adalah dari Allah.

firman Allah Ta’ala :

وَمَا بِكُمْ مِّنْ نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ

“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)”. [Qs. An Nahl: 53]

 

Shalawat dan salam kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam baik kepada keluarga beliau, sahabat beliau dan para pengikutnya sampai akhir kiamat kelak. Marilah semoga kita senantiasa mengikuti sunnah beliau sampai akhir hayat kita.

Khatib berwasiat kepada diri khatib dan kepada jama’ah sekalian agar senantiasa bertakwa kepada Allah, Istiqomahlah dalam perbuatan dan lisan, santun dan berbudi luhur dan bersikap dan berinteraksi kepada orang lain.

 

Hadirin yang mulia.

Izinkan khatib pada kesempatan ini menyampaikan tema khutbah “Berhati-hati dari sifat hasad”.

 

Hadirin yang dimuliakan Allah.

Dalam Al-Qur’an, Allah mengingatkan kita akan berhati-hati sifat hasad.

وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ

“dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki". [QS. Al-Falaq: 5]

 

Dan dalam sebuah hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mewanti-wanti kita agar tidak terjangkit penyakit hasad.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَاَ تَحَاسَدُوْا ، وَلا تَنَاجَشُوا ، وَلا تَبَاغَضُوا ، وَلا تَدَابَرُوْا ، وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعَ بَعْضٍ ، وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إخْوَانًا ، اَلْمُسْلِمُ أخو الْمُسْلِمِ ، لا يَظْلِمُهُ ، وَلاَ يَخْذُلُهُ ، وَلَا يَحْقِرُهُ ، التَّقْوَى هَهُنَا ، وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ، بِحَسْبٍ امْرِئٍ مِنَ الشَّرَ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ ، دَمُهُ

وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ

Dari Abu Hurairah Radhyallahu anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalian jangan saling mendengki, jangan saling najasy, jangan saling membenci, jangan saling membelakangi! Janganlah sebagian kalian membeli barang yang sedang ditawar orang lain, dan hendaklah kalian menjadi hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, maka ia tidak boleh menzaliminya, menelantarkannya, dan menghinakannya. Takwa itu disini –beliau memberi isyarat ke dadanya tiga kali-. Cukuplah keburukan bagi seseorang jika ia menghina saudaranya yang Muslim. Setiap orang Muslim, haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya atas muslim lainnya.” [HR. Muslim]

 

Bahkan dalam hadits lainnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,

 

اِيا كُم وَالحَسَدَ فَاِنّ الْحَسَدَ يَاْ كُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَاْ كُلُ النّارُ الحَطَبَ

Artinya: ”Jauhkanlah dirimu dari hasad karena sesungguhnya hasud itu memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu-bakar.” [HR. Abu Dawud]

Hadirin yang mulia

Bagaimana kita dapat menghindari rasa hasad ini?

 

Hadirin yang dimuliakan Allah

Pertama : Memperbanyak rasa syukur kepada Allah dan jangan Panjang angan-angan.

Allah Ta’ala berfirman,

 

وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍ ۗ لِلرِّجَالِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوْا ۗ وَلِلنِّسَاۤءِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ ۗوَسْـَٔلُوا اللّٰهَ مِنْ فَضْلِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [QS. An-Nisaa’: 32]

 

Dalam Tafsir ibnu Katsir, dijelaskan bahwa dari Ali ibnu Abu Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan ayat ini, janganlah seorang lelaki berharap melalui ucapannya,

"Aduhai, sekiranya aku mempunyai harta dan istri seperti yang dimiliki oleh si Fulan."

Maka Allah subhanahu wa ta’ala melarang hal tersebut, tetapi hendaklah dia memohon kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.

Namun demikian ada beberapa riwayat yang membolehkan kita hasad dalam dua hal. Sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah riwayat.

Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لا حَسَدَ إِلا فِى اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مَالاً فَسُلِطَ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ ، وَرَجُلٌ آتَاهُ

اللهُ الْحِكْمَةَ ، فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا

“Tidak boleh hasad (ghibtoh) kecuali pada dua orang, yaitu orang yang Allah anugerahkan padanya harta lalu ia infakkan pada jalan kebaikan dan orang yang Allah beri karunia ilmu (Al-Qur’an dan As-Sunnah), ia menunaikan dan mengajarkannya.” [HR. Bukhari, no. 73 dan Muslim, no. 816]

 

Kedua : Merasa cukup dengan apa yang Allah berikan

Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَتُحِبُّونَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّا

“Dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan.” [Al-Fajr/89:20]

 

وَإِنّهُ لِحُ بِ الْخَيْرِ لَشَدِيد

“Dan sesungguhnya cintanya kepada harta benar-benar berlebihan.” [Al-‘Âdiyât/100:8]

 

Inilah sifat dasar manusia yang selalu ingin lebih dan banyak.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 

لَوْ أَنَّ لِابْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَادِيَانِ، وَلَنْ يَمْلَأُ فَاهُ إِلَّا التُّرَابُ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ

Sungguh, seandainya anak Adam memiliki satu lembah dari emas, niscaya ia sangat ingin mempunyai dua lembah (emas). Dan tidak akan ada yang memenuhi mulutnya kecuali tanah.’ Kemudian Allâh mengampuni orang yang bertaubat.” (Muttafaq ‘alaih: HR. Al-Bukhâri, no. 6439 dan Muslim, no. 1048)

 

Dalam Islam kita dibimbing agar senantiasa bersyukur dan juga merasa cukup dengan apa yang diberikan Allah.

Ketiga : Iman kepada Qadha dan Qadhar.

Allah berfirman,

وَكَانَ اَمْرُ اللّٰهِ قَدَرًا مَّقْدُوْرًاۙ

“Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku.” [Al-Ahzab/33 :38]

Juga firman-Nya:

إِنّا كُلّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ

“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” [Al-Qamar/54 : 49]

 

Kita harus yakin dengan apa yang Allah tetapkan dari Takdir baik dan buruknya. Karena tidak ada yang tejadi kecuali atas izin Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Jangan kita berandai-andai, andai saya begini dan begitu. Hal itu diingatkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam,

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْئٌ فَلاَ تَقُل:ْ لَوْ أَن يْ فَعَلْتُ، كَانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ: قَدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ

فَعَلَ “…

“Jika sesuatu menimpamu, maka janganlah mengatakan, ‘Se-andainya aku melakukannya, niscaya akan demikian dan demikian.’ Tetapi ucapkanlah, ‘Sudah menjadi ketentuan Allah, dan apa yang dikehendakinya pasti terjadi… .’” [HR Muslim]

 

Keempat : Husnuzhan Kepada Allah

Dalam sebuah riwayat.

 

و عن جابر بن عبد الله ، رضي الله عنهما ، أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم ، قَبْلَ مَوْتِهِ بثلاثَةِ أَيَّامٍ يقولُ : « لَا يَمُوتَنَّ أَحَدُكُم إلا وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللَّه عزَّ وَجَلَّ » رواه مسلم

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhuma bahwasanya ia mendengar Nabi shalallahu alaihi wasalam, sebelum wafatnya kurang tiga hari pernah bersabda: “Janganlah seseorang dari engkau semua itu meninggal dunia, melainkan ia harus -berbaik sangka- kepada Allah Azza wajalla.” [HR. Muslim]

 

Kita harus berprasangka baik kepada Allah, bahwa Allah tidaklah mungkin menzalimi hamba-Nya, Apa yang menimpa kita dari kejelekan dan musibah boleh jadi terbaik menurut Allah dan apa yang kadang kita inginkan namun belum terwujud juga, boleh jadi itu jelek untuk kita. Allah Maha Mengetahui.

 

... وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

( 216) }

“….Boleh jadi kalian membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kalian; dan boleh jadi (pula) kalian menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kalian. Allah mengetahui, sedangkan kalian tidak mengetahui.” [QS. Al-Baqarah: 216]

 

Semoga kita dapat menjaga hati kita dari sifat hasad, iri hati. Sehingga jika bersih jiwanya, insya Allah sehatlah badannya dan pikirannya.

 

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمُ .

 

Khutbah II

الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلى تَوْفِيقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلَى رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمْ تَسْلِيْمًا كِثِيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَيا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوالله فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللَّهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرِ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَى بِمَلَا ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالَى إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِى يا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلَّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى انْبِيائِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَائِكَةِ المُقرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرٍ وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانِ الْيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءُ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإسْلامَ وَالمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ دَمّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلازِلَ وَالمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتْنَةِ وَالمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَاصَّةً وَسَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ أَلْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ . عِبَادَ اللَّهِ ! إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبِيَ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرْ

 

===

Sumber: raudhotulquranazzam




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment