KHUTBAH JUMAT: Meraih dan Menjaga Keistiqomahan

By Muslim ID |    832 Views 17 Sep 2021, 06:20:04 WIB Khutbah
KHUTBAH JUMAT: Meraih dan Menjaga Keistiqomahan

Keterangan Gambar : ilustrasi (pixabay)


Oleh: Ust. Sihnarman, M. Pd.
(Bidang Pendidikan dan Pesantren, PW IKADI DIY)

 

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن، أَمَرَ بِالْاِسْتِقَامَةِ عَلَى الدِّيْن، وَعِبَادَةِ اللهِ فِي كُلِ وَقْتٍ وَحِيْن.

Baca Lainnya :

وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، خَالِقُ الْخَلْقِ أَجْمَعِيْن،  وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه، أُرْسِلَ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْن، وَقُدْوَةً حَسَنَةً لِلثَّقَلَيْن.

اللهم صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

أَمَّا بَعْدُ؛

فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن، قَالَ اللّٰهُ تَعَالَىٰ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ: ((يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ)).

((يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا)).

 

Hadirin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah

Setiap kita berharap mampu istiqamah dalam menjalankan perintah Allah dan meneladani Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam. Karena dengan keistiqamahan itulah, kita akan mempunyai peluang yang besar untuk bertemu dengan Allah dalam keadaan husnul khatimah. Apalagi Allah Subhanahu wata’ala menjanjikan kabar gembira kepada mereka yang istiqamah, sebagaimana firman-Nya:

 

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Rabb kami adalah Allah,” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka, “Hendaknya kalian jangan merasa takut dan jangan pula kalian merasa sedih dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepada kalian”
(Q.s. Fushilat: 30)

 

Imam Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini dengan mengatakan bahwa sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami ialah Allah, kemudian mereka istiqamah/meneguhkan pendirian mereka”, yakni mereka yang ikhlas dalam beramal hanya karena Allah Subhanahu wa ta’ala, yaitu dengan menaati apa yang telah diperintahkan oleh Allah kepada mereka. Allah mengabarkan melalui malaikat agar jangan takut dan jangan bersedih.

 

Mujahid, As-Suddi, dan Zaid ibnu Aslam mengatakan bahwa yang dimaksud ialah saat menjelang kematian mereka, para malaikat itu mendatangi mereka dengan mengatakan, “Janganlah kamu merasa takut”. Yakni takut dalam menghadapi kehidupan masa mendatang di akhirat. Dan, janganlah sedih terhadap urusan dunia yang ditinggalkan. Allah memerintahkan untuk bergembira dengan karunia surga yang dijanjikan. Oleh karena itu, Allah menenteramkan rasa takutnya dan menyenangkan hatinya, dan tiada suatu peristiwa besar yang terjadi di hari kiamat yang ditakuti oleh manusia melainkan hal itu. Bagi orang mukmin kabar ini merupakan penyejuk hatinya, berkat petunjuk Allah Subhanahu wata’ala kepadanya, dan berkat amal perbuatannya selama di dunia.

 

Hadirin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah

Betapa besar karunia Allah bagi hambanya yang istiqamah di jalan-Nya. Oleh karena itu, kita harus berupaya sekuat tenaga untuk mampu istiqamah meniti jalan Allah, dan terus menjaga keistiqamahan tersebut dengan usaha sebagai berikut.

 

Pertama, memantapkan dalam hati bahwa semua bentuk ibadah, pengorbanan, bahkan hidup dan mati adalah untuk Allah yang menguasai seluruh alam. Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

 

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam.” (Q.s. Al An’am: 162)

 

Dalam at-Tafsir al-Muyassar dijelaskan bahwa setan akan selalu menggoda manusia sampai ajal menjemputnya. Sebagian besar manusia akan mengikutinya, kecuali hamba Allah yang ikhlas. Oleh karena itu, menjadi tuntutan bagi kita untuk menguatkan hati dengan selalu mengatakan kepada Allah, “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam.”

 

Kehidupan di dunia yang penuh dengan godaan, cobaan, dan tantangan mengharuskan kita mempunyai hati yang teguh. Keteguhan hati itu dibangun di atas keyakinan bahwa segala yang kita miliki, segala daya dan usaha kita, dan seluruh kehidupan kita harus dipersembahkan untuk Allah semata. Tujuan apapun yang diniatkan manusia selain Allah hanya akan binasa dan sia-sia. Allah-lah Sang Maha Kekal, sehingga jika kita hanya menetapkan tujuan kepada Allah, maka kita akan mendapatkan kehidupan kekal di surga, seperti yang Allah janjikan.

 

Kedua, berusaha dengan segenap kemampuan menjalankan semua kewajiban.

 

Bukti keikhlasan beribadah kepada Allah adalah dengan mematuhi semua syariat-Nya. Apa yang menjadi perintah-Nya, harus kita laksanakan sekuat tenaga kita. Dan, sesuatu yang Ia larang harus dijauhi. Adalah sebuah kesalahan jika mengaku ikhlas beribadah kepada Allah tapi larangannya selalu dilanggar, karena keikhlasan harus didasari atas kecintaan kepada Allah. Dan orang yang mencintai, akan selalu tunduk dan patuh kepada yang dicintainya.

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوهُ وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَافْعَلُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apa saja yang aku larang, maka jauhilah. Dan apa saja yang aku perintahkan, maka kerjakanlah semampu kalian. Sesungguhnya yang telah membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah banyak bertanya dan menyelisihi perintah nabi-nabi mereka.” (H.r. Al-Bukhari dan Muslim)

 

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah,

Ketiga, selalu memperdalam ilmu dan mengajarkannya. Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

 

مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُؤْتِيَهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِي مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ

Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: “Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah”. Akan tetapi (dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.” (Q.s. Ali Imran: 79)

 

Orang-orang yang beriman akan selalu bersemangat untuk mencari dan memperdalam ilmu agar semakin memahami apa yang Allah kehendaki dari para makhluk-Nya. Pemahaman yang benar terhadap syariat akan menguatkan seorang muslim dalam beristiqamah menjalankan hukum Allah. Setelah memahaminya, ia pun berusaha menyampaikan kepada saudaranya yang lain sebagai pertanggungjawaban kepada Allah. Mereka tak segan mengingatkan orang lain agar bersama-sama semakin bertakwa.

 

Keempat, berdoa dengan sungguh-sungguh memohon kekuatan kepada Allah agar dapat istiqamah di jalan-Nya. Karena usaha apapun yang kita lakukan, tidak akan pernah berhasil tanpa pertolongan Allah. Oleh karena itu, Rasulullah mengajarkan untuk selalu memohon kepada Allah. Dengan langkah itu kita berharap selalu mendapatkan petunjuk-Nya. Itu kita lakukan minimal 17 kali sehari setiap melakukan shalat dengan mengucapkan: ”ihdinash shirathal mustaqim”, tunjukilah kami jalan yang lurus.

 

Jika kita bersungguh-sungguh dalam berdoa, maka Allah Subhanahu wata’ala berjanji untuk mengabulkannya. Allah berfirman:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) sungguh Aku sangat dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kelurusan.” (Q.s. Al-Baqarah: 186)

 

Mudah-mudahan Allah selalu membimbing kita agar selalu istiqamah di jalan-Nya, hingga beroleh surga yang dijanjikan ketika kembali kepada-Nya. Aamiin yaa Rabbal’aalamiin.

 

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ

 

Khutbah Kedua

 

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ.

أَشْهَدُ أنْ لاَ إِلَهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُه.

((يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ)).

اَلْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْن، حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّناَ لَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِى لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ، سَيِّدِ اْلأَوَّلِيْنَ وَاْلأَخِرِيْنَ، وَسَلِّمْ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، فَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ.

اَللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُسْرِكِيْنَ، وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيْنَ.

رَبّنَا اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِناً وَاجْنُبْنَا وَبَنِيْنَا أَنْ نَعْبُدَ الأَصْنام

رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَداً ءَامِناً وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ ءَامَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ

رَبَّنا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ العَلِيْم.

رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

 

===

Sumber: IKADI DI Yogyakarta




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment