- Khutbah Jumat: Peduli Palestina sebagai Tanda Takwa
- Khutbah Jumat: Golongan Orang Beriman (1)
- Allah SWT Tidak Akan Bosan, Kitalah Yang Akan Bosan
- Jangan Termasuk Orang Merugi
- Khutbah Jumat: Refleksi Maulid Nabi Muhammad SAW dan Kepemimpinan dalam Prespektif Islam
- Pendidikan Doktor di Indonesia
- Ingin Dicintai Allah SWT? Amalkan Yang Sedikit Namun Kontinu
- Dimudahkan Menuju Jalan ke Surga
- [Seri Tadabbur] Surat Asy-Syams: 11 - 12
- Menjadi Seorang Daud
[Seri Tadabbur] Surat Abasa: 33-37
Keterangan Gambar : ilustrasi (pixabay)
Oleh: Dr. Atabik Luthfi Lc., MA
Apabila Datang Kiamat ...
فَإِذَا جَاۤءَتِ ٱلصَّاۤخَّةُ یَوۡمَ یَفِرُّ ٱلۡمَرۡءُ مِنۡ أَخِیهِ
"Maka apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua), pada hari itu manusia lari dari saudaranya". (Abasa: 33-34)
Ayat ini menggambarkan secara gamblang, keadaan manusia di hari kiamat, saat sangkakala ditiup oleh Malaikat Isrofil. Ibnu Abbas memahami kata ٱلصَّاۤخَّةُ, sebagai salah satu nama dari nama-nama hari kiamat. Sebagian memahaminya sebagai salah satu tanda kiamat, yaitu suara keras yang memekakkan telinga.
Baca Lainnya :
- Kisah Ular dalam Al-Quran0
- [Seri Tadabbur] Surat Abasa: 27-320
- Bersegera di Hari Jumat0
- Meneladani Rasulullah, Sang Teladan Sepanjang Zaman0
- [Seri Tadabbur] Surat Abasa: 23-260
Menyaksikan keadaan yang sangat dahsyat itu, manusia justru lari dari semua yang sangat dekat dan dicintainya. Diawali dari semua saudara-saudaranya, selanjutnya orang tua, keluarga dan kerabatnya. Padahal saat di dunia, setiap manusia saling membantu, mencintai, dan berusaha memberi kebaikan. Demikian gambaran peristiwa hari kiamat, menuntut persiapan serius untuk menghadapinya, dengan ibadah dan amal shalih. Insya Allah.....
Lari dari Ibu dan Bapaknya, Istri dan Anak-Anaknya....
وَأُمِّهِۦ وَأَبِیهِ وَصَـٰحِبَتِهِۦ وَبَنِیهِ
"Dan ia (Lari) dari ibu dan bapaknya, Dan dari istri dan anak-anaknya". (Abasa: 35-36)
Ayat ini merupakan gambaran kedua, dari peristiwa kiamat, yaitu setiap orang pasti berlari menjauh dari semua keluarganya. Terpaksa lari dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setelah lari dari saudara-saudaranya, di ayat sebelumnya. Berlari karena menyaksikan dahsyatnya peristiwa kiamat, juga karena takut akan tanggung jawab. Saat terjadi, setiap orang hanya memperhatikan dan memikirkan dirinya, sehingga lupa akan keluarga yang sangat dicintai sebelumnya.
Keadaan seperti ini berlaku pada siapapun tanpa terkecuali; yang shalih, apalagi yang thalih. Karenya bersiap dan berbekallah, sebelum menyesal di kemudian hari. Penyesalan yang tidak akan pernah berguna.....
Semua Dalam Urusan yang Menyibukkan....
لِكُلِّ ٱمۡرِئࣲ مِّنۡهُمۡ یَوۡمَىِٕذࣲ شَأۡنࣱ یُغۡنِیهِ
"Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya". (Abasa: 37)
Inilah alasan kenapa setiap orang tega lari meninggalkan keluarga, yang sangat dicintainya ketika di dunia. Masing-masing sibuk dengan urusannya, kesibukan yang luar biasa, karena bisa melalaikan segalanya.
Dalam hadits Tirmidzi dan Nasa'i, disebutkan waktu kesibukan tersebut adalah saat semua manusia berkumpul di padang Mahsyar. Sabda Rasulullah saw: 'Kalian semua akan dibangkitkan berjalan dalam keadaan telanjang dan tidak beralas kaki'. Aisyah bertanya: 'Apakah seseorang akan melihat aurat orang lain?'. Rasul menjawab: 'Tidak, setiap orang sibuk dengan urusannya. Kemudian membaca ayat ini'.
Demikian dahsyatnya peristiwa kebangkitan manusia, dan perkumpulan agung di padang mahsyar kelak. Semua tergantung kepada amal saat di dunia; jika baik akan selamat. Namun jika buruk akan celaka...