[Seri Tadabbur] Surat An-Naziat: 35-46

By Muslim ID |    2754 Views 11 Apr 2021, 06:25:35 WIB Al-Qur`an
[Seri Tadabbur] Surat An-Naziat: 35-46

Keterangan Gambar : pixabay


یَوۡمَ یَتَذَكَّرُ ٱلۡإِنسَـٰنُ مَا سَعَىٰ ۝ وَبُرِّزَتِ ٱلۡجَحِیمُ لِمَن یَرَىٰ

"Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya, dan neraka diperlihatkan dengan jelas kepada setiap orang yang melihat". (An-Nazi'at: 35-36)

Salah satu gambaran kiamat, yang disebut di ayat sebelumnya sebagai malapetaka yang besar, manusia akan mengingat semua yang dikerjakannya. Mengingat dalam arti menyesali, karena lebih banyak keburukan dan kejahatan yang diperbuatnya. Mengingat keburukan dan menyesalinya, merupakan hukuman awal, sebelum azab akhirat. Karenanya, ayat berikutnya mengingatkan neraka yang diperlihatkan kepada penghuninya. Malah di surat Ghafir: 46 disebutkan juga: "Neraka diperlihatkan kepada mereka, pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat". Mari terus persiapkan diri, dengan memperbanyak amal shalih, sebelum datangnya kiamat yang semakin dekat


فَأَمَّا مَن طَغَىٰ ۝ وَءَاثَرَ ٱلۡحَیَوٰةَ ٱلدُّنۡیَا ۝ فَإِنَّ ٱلۡجَحِیمَ هِیَ ٱلۡمَأۡوَىٰ

"Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sungguh nerakalah tempat tinggalnya". (An-Nazi'at: 37-39)

Ketiga ayat ini merupakan satu rangkaian yang membahas hal yang sama, yaitu sifat penghuni meraka. Makna melampaui batas menurut Imam As-Sa'di adalah melakukan dosa besar, karena ampunan atas dosa besar hak dan wewenang Allah swt. Untuk dosa kecil terdapat banyak amalan, yang dapat menjadi kafarat atau penghapusnya.

Makna lebih mementingkan dunia atas akhirat, berarti hanya bekerja untuk kepentingan dunia saja. Sedang akhirat ia lupakan, dan tidak beramal untuk meraih kebaikan hidupnya kelak. Padahal perhatian terhadap akhirat, tidak menggugurkan atau mengganggu kehidupan dunianya. Justru kehidupan dunia dengan segala aktifitasnya, adalah media dan jembatan menuju akhirat yang lebih mulia


وَأَمَّا مَنۡ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفۡسَ عَنِ ٱلۡهَوَىٰ ۝ فَإِنَّ ٱلۡجَنَّةَ هِیَ ٱلۡمَأۡوَىٰ

"Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari hawa nafsunya, maka sungguh surgalah tempat tinggal(nya)". (An-Nazi'at: 40-41)

Kelompok kedua yang digambarkan sifatnya di ayat ini, adalah calon penghuni surga Allah swt. Dua sifat utama penghuni surga tersebut: hanya takut kepada Allah, dan mampu mengendalikan nafsunya. Dengan rasa takut, ia tidak berani berbuat dosa, atau melanggar ketentuan Allah swt. Karenanya, rasa takut kepada Allah adalah sifat utama manusia yang bergelar ulama (Fathir: 28)

 

Baca Lainnya :

Sedang dengan pengendalian nafsu, ia akan tenang dan mampu selalu berbuat baik. Karena hakikat nafsu itu cenderung memerintah kepada keburukan: 'Sungguh nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan' (Yusuf: 53). Dua sifat utama inilah yang melayakkan seseorang meraih surga Allah swt.


یَسۡـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلسَّاعَةِ أَیَّانَ مُرۡسَىٰهَا ۝ فِیمَ أَنتَ مِن ذِكۡرَىٰهَاۤ

"Mereka (orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari Kiamat, “Kapankah terjadinya?” Untuk apa engkau perlu menyebutkannya (waktunya)"?. (An-Nazi'at: 42-43)

 

Pertanyaan yang sering dilontarkan oleh orang-orang musyrik kepada Rasulullah saw, adalah tentang kiamat. Karena diduga dan diyakini tidak akan dapat dijawab. Sehingga tujuan pertanyaan itu adalah untuk menguji, bahkan mencemooh Rasulullah saw. Karenanya, jawaban Allah swt terhadap pertanyaan tentang kiamat, selalu dikembalikan kepada DiriNya, Yang Maha Mengetahui. Malah di ayat kedua, Allah swt menegaskan bahwa Nabi Muhammad saw tidak perlu untuk menyampaikan jawaban tentang waktu kiamat. Kiamat akan tetap menjadi rahasia Allah swt, namun ciri dan tandanya sudah banyak terjadi...Bersiaplah !


إِلَىٰ رَبِّكَ مُنتَهَىٰهَاۤ ۝ إِنَّمَاۤ أَنتَ مُنذِرُ مَن یَخۡشَىٰهَا

"Kepada Tuhanmulah (dikembalikan) kesudahannya (waktu kiamat). Engkau (Muhammad) hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut akan hari Kiamat". (An-Nazi'at: 44-45)

Jawaban pamungkas terhadap pertanyaan tentang hari kiamat, bahwa ketentuan waktunya hanya di tangan Allah swt. Allah swt juga mengingatkan Rasulullah saw untuk tidak menjawab pertanyaan orang musyrik, yang mengada-ada tersebut. Justru Allah ringankan beban Rasulullah dengan pernyataan: 'Engkau hanya pemberi peringatan kepada yang takut akan kiamat'.

 

Tugas Rasulullah saw, para sahabat, berikutnya para tabi'in, tabi' tabi'in, dan seterusnya para ulama, hanya memberi peringatan akan dahsyatnya kiamat. Sedang kepastian waktu, peristiwa-peristiwa yang terjadi saat kiamat, bagaimana kesudahannya hanya di tangan Allah swt.


كَأَنَّهُمۡ یَوۡمَ یَرَوۡنَهَا لَمۡ یَلۡبَثُوۤا۟ إِلَّا عَشِیَّةً أَوۡ ضُحَىٰهَا

"Pada hari ketika mereka melihat Kiamat itu (suasananya hebat), mereka merasa seakan-akan hanya tinggal sebentar di dunia, hanya waktu sore atau pagi hari". (An-Nazi'at: 46)

Ayat ini adalah ayat penutup surat An-Nazi'at, sekaligus pembahasan terakhir tentang hari kiamat. Saat menyaksikan dahsyatnya kiamat, barulah manusia menyesal karena belum banyak beramal. Penyesalannya dengan merasa, baru diberi waktu hidup sebentar di dunia, sehingga tidak sempat beramal. Saking sebentarnya menurut perasaan mereka, baru hidup sekitar sore atau pagi hari saja.

 

Masya Allah...padahal anugerah usia dan nikmat begitu panjang dan banyak, namun tidak dimanfaatkan. Begitulah bahasa penyesalan saat melihat kiamat. Penyesalan yang tidak berguna, karena tidak diterima alasan apapun saat terjadi kiamat.

 

(Selesai Surat An-Naziat)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment