Fikih Ringkas Puasa Ramadhan (2 - selesai)

By Muslim ID |    413 Views 30 Mar 2022, 20:16:14 WIB Fiqih
Fikih Ringkas Puasa Ramadhan (2 - selesai)

Keterangan Gambar : ilustrasi (pixabay)


Oleh : Ibnu Ahmad

 

Hal Yang Membatalkan Puasa:

Baca Lainnya :

1.  Makan dan minum dengan sengaja

Sedangkan jika lupa maka tidaklah batal.

 

مَنْ نَسِيَ وَهُوَ صَائِمٌ فَأَكَلَ أَوْ شَرِبَ فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ فَإِنَّمَا أَطْعَمَهُ اللَّهُ وَسَقَاهُ

 

“Siapa yang lupa sedang berpuasa, lalu makan dan minum maka hendaklah dilanjutkan puasanya. Karena bahwasanya dia diberi makan dan minum oleh Allah” (HR Bukhari Muslim)

 

2.  Muntah dengan sengaja

Sedangkan jika tidak disengaja semisal pada wanita hamil muda maka tidak membatalkan puasa.

 

مَنْ ذَرَعَهُ الْقَيْءُ فَلَيْسَ عَلَيْهِ قَضَاءٌ ، وَمَنْ اسْتَقَاءَ عَمْدًا فَلْيَقْ

“Siapa yang terpaksa untuk muntah maka ia tak wajib mengqadha, siapa yang sengaja muntah wajib mengqadha” (HR Ahmad, Abu Daud)

 

3.  Haid dan Nifas

Walau keluar di akhir menjelang terbenam matahari maka puasanya batal.

 

أَلَيْسَ إِذَا حَاضَتْ لَمْ تُصَلِّ وَلَمْ تَصُمْ قُلْنَ بَلَى . قَالَ فَذَلِكَ مِنْ نُقْصَانِ دِينِهَا

 

 

“Jika wanita haidh, dia tidak shalat dan juga tidak puasa?” Para wanita menjawab, “Betul.” Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Itulah kekurangan wanita” (HR Bukhari)

 

4.  Mengeluarkan mani atau sperma dengan sengaja

Akibat bersenggama atau yang lainnya tetaplah membatalkan puasa, kecuali bila tidak disengaja semisal bermimpi.

 

يَتْرُكُ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَشَهْوَتَهُ مِنْ أَجْلِى

 

“Ketika berpuasa ia meninggalkan makan, minum dan syahwat karena Allah” (HR Bukhari)

 

5.  Berniat Membatalkan Puasa

Walau tanpa melakukan hal yang membatalkan puasa, puasa tetap batal. Niat adalah salah satu rukun puasa, maka jika niat tersebut diselisihi puasanya batal

 

وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

“Seseorang akan mendapatkan apa yang diniatkannya” (HR Bukhari Muslim)

 

6.  Bersenggama

Berhubungan suami isteri di siang hari jelas membatalkan puasa maka dia wajib mengqadha bahkan membayar kafarat.

 

يَتْرُكُ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَشَهْوَتَهُ مِنْ أَجْلِى

“Ketika berpuasa ia meninggalkan makan, minum dan syahwat karena Allah” (HR Bukhari)

 

Adab Berpuasa di Ramadhan

1.  Makan Sahur

Umat Islam bersepakat bahwa sahur dianjurkan namun tidaklah wajib. Sahur ini tercapai baik dengan makan minum banyak ataupun hanya seteguk air.

 

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السُّحُورِ بَرَكَةً

“Dari Anas bin Malik Ra, Nabi SAW bersabda,:”Makan sahurlah kamu karena makan sahur itu berkah.” (HR Bukhari dan Muslim)

 

Waktu sahur adalah dari sejak pertengahan malam sampai terbit fajar. Dan dianjurkan untuk diakhirkan yaitu sekitar membaca 50 ayat Al Quran atau sekitar 15 sampai dengan 20 menit sebelum Azan Subuh.

 

تَسَحَّرْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ قُلْتُ كَمْ كَانَ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالسَّحُورِ قَالَ قَدْرُ خَمْسِينَ آيَةً

“Kami makan sahur Bersama Nabi SAW, kemudian beliau pergi untuk salat. Aku bertanya,“Berapa jarak antara azan dan sahur?”, Beliau menjawab ,”sekitar 50 ayat” (HR Bukhari dan Muslim)

 

2.  Menyegerakan Berbuka

Dianjurkan bagi yang berpuasa untuk menyegerakan berbuka bila telah nyata terbenamnya matahari yaitu ditandai dengan Azan Maghrib

 

لاَيَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ

“Manusia selalu dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka puasa” (HR Bukhari Muslim)

 

3.  Berdoa Ketika Berbuka

Salah satu waktu dikabulkan doa adalah saat berpuasa khususnya saat berbuka.

 

إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ

 

 

“Sesungguhnya bagi yang berpuasa, di waktu berbuka ada doa yang tidak ditolak” (HR Ibnu Majah)

 

4.  Menjauhi perkara sia-sia apalagi dosa

Puasa adalah ibadah utama dengan tujuan meraih taqwa. Maka hendaknya setiap orang menjaga diri dari perbuatan-perbuatan yang menodai puasanya.

 

Puasa tidak sekedar menahan lapar dan dahaga namun juga dari apa apa yang dilarang oleh Allah SWT.

 

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلِيْسَ ِللهِ حَاجَةٌ فِيِ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Siapa yang berpuasa namun tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta maka Allah tak butuh akan puasanya” (HR Bukhari)

 

وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ

“Puasa adalah perisai, jika sedang berpuasa janganlah berkata keji dan berteriak-teriak, jika ada orang memaki atau menantang, maka ucapkanlah, ‘Aku sedang berpuasa’” (HR Bukhari Muslim)

 

5.  Menggosok Gigi

Dianjurkan untuk menggosok gigi saat berpuasa

 

رَأَيْتُ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- مَا لاَ أُحْصِى يَتَسَوَّكُ وَهُوَ صَائِمٌ

“Aku pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersiwak beberapa kali, saat itu beliau sedang berpuasa” (HR Tirmidzi)

 

6.  Bersikap Dermawan

Bersikap dermawan adalah salah satu sifat yang mulia di setiap waktu, namun khusus dalam bulan Ramadhan hal ini sangatlah diutamakan

 

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم أجود الناس ، وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل ، وكان يلقاه في كل ليلة من رمضان فيُدارسه القرآن ، فالرسول الله صلى الله عليه وسلم أجودُ بالخير من الريح المرسَلة

“Adalah Rasulullah SAW orang yang paling dermawan, dan sifat dermawannya lebih menonjol pada bulan Ramadhan saat bertemu Jibril. Jibril menemui beliau SAW setiap malam di bulan Ramadhan untuk mengajarkan Al Quran. Dan kedermawanan Rasulullah SAW seperti angin yang berhembus” (HR Bukhari)

 

7.  Banyak Membaca Al Quran

Banyak membaca apalagi sampai mengkhatamkan Al Quran di bulan Ramadhan adalah satu keutamaan yang bahkan dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW

 

أن جبريل كان يعْرضُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقُرْآنَ كُلَّ عَامٍ مَرَّةً ، فَعرضَ عَلَيْهِ مَرَّتَيْنِ فِي الْعَامِ الَّذِي قُبِضَ فيه

Dahulu Jibril datang dan mengajarkan Al-Qur’an kepada Nabi SAW setiap tahun pada bulan ramadhan. Pada tahun wafatnya, Rasulullah SAW mengkhatamkan sebanyak dua kali untuk mengokohkan dan memantapkannya (HR Bukhari)

 

8.  Giat Beribadah di 10 Malam Terakhir

Membangunkan keluarga untuk kemudian menghidupkan malam dengan giat beribadah dengan salat, tilawah, dzikir dan doa sangatlah dianjurkan bahkan dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW

 

كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ- اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ- شَدَّ مِئْزَرَهُ, وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir, beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah, menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk beribadah.

 

Wallahu ‘alam




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment