Khutbah Ringkas Idul Adha 1445: Dua Pondasi Berkeluarga dari Nabiyullah Ibrahim

By Admin |    539 Views 14 Jun 2024, 09:36:15 WIB Khutbah
Khutbah Ringkas Idul Adha 1445: Dua Pondasi Berkeluarga dari Nabiyullah Ibrahim

Keterangan Gambar : Ilustrasi


Download printable Khutbah

Oleh: Abdussalam Tosan


Baca Lainnya :

 

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ.

 اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ.

 اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ.

 الحَمْدُ للهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ رَسُولِ اللَّهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاه. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَانَبِيّ بعدَهُ.  أَمَّا بَعْدُ.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

 

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim”.

Ma’asyaral muslimin, Jamaah Sholat Idul Adha yang disayangi Allah,

Segala puji bagi Allah yang telah mengumpulkan kita bersama di hari penuh berkah ini, di puncak hari-hari yang paling dicintai Allah untuk beramal shalih, hari kesepuluh bulan Dzulhijjah.

Shalawat serta salam juga kita haturkan teruntuk Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, kepada keluarganya, dan juga kepada bapak dan kakek dari para Nabi; Ibrahim ‘alaihissalam, serta seluruh nabi dan rasul ‘alaihimussalam, semoga kita semua dikumpulkan bersama kelak di surga.

 

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ.

 

Ma’asyaral muslimin, bapak, ibu, pemuda, pemudi dan anak-anak yang disayangi Allah,

Nabi Ibrahim ‘alaihissalam adalah pusat pusaran teladan di hari-hari penuh berkah ini. Dan di antara keteladanan utama yang beliau contohkan adalah keteladanan dalam berkeluarga. Jika kita merujuk kisah keluarga Nabiyullah Ibrahim ‘alaihissalam, setidaknya ada 2 pondasi penting yang menopang kebaikan keluarga sang Nabi.

Pondasi pertama adalah Tauhid. Kita bisa melihat dalam kisah ditinggalkannya Ibunda Hajar bersama Bayi Ismail di Mekkah yang masih gersang. Ketika Ibunda Hajar mengetahui bahwa ditinggalkannya mereka di tempat itu karena perintah Allah, maka ia pun berkata mantap, “Kalau begitu, Allah tidak akan menelantarkan kami” [HR. Al-Bukhari no.3364].

Demikian juga praktik tauhid pada kisah Ismail kecil, yang diceritakan Al-Quran Surat Ash-Shaffat ayat 102;


فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعْىَ قَالَ يَٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلْمَنَامِ أَنِّىٓ أَذْبَحُكَ فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: ‘Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!’ Ia menjawab: ‘Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar’.”

 

Wajar jika dalam sejarah umat manusia, Ibrahim ‘alaihissalam disebut sebagai Bapak Tauhid. Karena selain kekuatan tauhid dalam dirinya, keluarganya pun mewarisi dan terdidik dengan kekuatan tauhid yang sama. Dari kutipan kisah tadi, kita menyaksikan bagaimana kekuatan tauhid dari Sang Ibu dan Sang Anak. Mereka yakin, bahwa tidak ada yang bisa memberikan manfaat maupun mudharat, kecuali dengan izin Allah. Hati mereka tegak lurus terhadap seluruh takdir dari Allah.

Karena itu, selayaknya pula tauhid ini menjadi pondasi penting dalam keluarga kita. Jauhkan keluarga kita dari syirik, dari dukun dan paranormal, dari ramalan dan jimat. Termasuk juga dari berbagai kebergantungan pada makhluk, dari kantor, customer, jabatan, views dan likes di medsos, juga uang dan harta.

Melalui momen Dzulhijjah yang mulia ini, mari kuatkan pemahaman tauhid dalam diri kita, pasangan kita dan anak-anak kita, bahwa tidak ada yang bisa memberikan manfaat maupun mudharat, kecuali Allah azza wa jalla. 

 

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ.

 

Ma’asyaral muslimin, bapak, ibu, pemuda, pemudi dan anak-anak yang disayangi Allah,

Pondasi kedua yang menjadi perhatian penting keluarga Nabi Ibrahim ‘alaihissalam adalah Shalat. Hal ini bisa kita lihat dari firman Allah ta’ala dalam Surat Ibrahim ayat ke-39 dan 40;

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى وَهَبَ لِى عَلَى ٱلْكِبَرِ إِسْمَٰعِيلَ وَإِسْحَٰقَ ۚ إِنَّ رَبِّى لَسَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ

رَبِّ ٱجْعَلْنِى مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ

“Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar doa. Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.”

 

Jadi, setelah bersyukur atas kehadiran anak yang telah lama dinanti-nanti, Nabi Ibrahim ’alaihissalam langsung berdoa meminta agar ia dan anak keturunannya menjadi orang yang mendirikan shalat.

Hal ini menunjukkan betapa shalat adalah hal yang sangat penting dalam keluarga. Sekelas nabi saja masih meminta kepada Allah agar ia dan anak-anaknya ditolong Allah untuk mendirikan shalat, apalagi sekelas kita?

Mari kita berazam di hari yang mulia ini, bagi para ayah dan bunda yang masih bolong-bolong shalatnya, mari segera bertaubat dan jaga shalat 5 waktu kita. Bagi para pemuda dan anak-anak yang masih suka telat dan bercanda ketika shalat, mari berjuang khusyu mulai hari ini, karena saat shalat, kita sebenarnya menghadap Penguasa Alam Semesta.

Bagi para lelaki, yang masih jarang ke masjid, yang ke masjid mungkin hanya setiap Jumat, atau bahkan hanya ketika hari raya saja, maka mari kita kuatkan azam kelelakian kita, bahwa mulai hari ini, kita akan berjuang shalat berjamaah di masjid.

 

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ.

 

Ma’asyaral muslimin, bapak, ibu, pemuda, pemudi dan anak-anak yang disayangi Allah,

Keluarga Nabi Ibrahim ‘alaihissalam terfakta memberikan perhatian yang kuat pada tauhid dan shalat. Pemahaman tauhid yang kuat dan kebiasaan shalat yang baik, adalah modal pertama mewujudkan kebaikan-kebaikan di dalam keluarga seterusnya.

Di penghujung tahun Hijriah yang penuh berkah ini, mari saling menguatkan; suami menguatkan istri, istri menguatkan suami, orang tua mengingatkan anak, anak pun mengingatkan orang tua, untuk menjaga tauhid dan menjaga shalat dengan baik. Semoga dengannya Allah mengumpulkan kita kembali kelak di surga, seperti kita berkumpul di dunia. Dan semoga kita bertetangga dengan keluarga Nabiyullah Ibrahim ‘alaihissalam kelak di surga, karena kita meneladaninya selama di dunia.


بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم  

Khutbah II

 

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ

 اَللهُ  كبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ، وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. فَيَاعِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِيْ كِتَابِهِ اْلعَظِيْمِ "إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ, يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا". اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَأًصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

 

 

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِماَتِ, وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ, اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ

اللَّهُمَّ أَنْجِ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْن الْمُسْتَضْعَفِيْنِ فِيْ فِلِسْطِيْنَ

اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْهُمُ الشُّهَدَاءَ وَاشْفِ مِنْهُمُ الْمَرْضَى وَالْجَرْحَى

اللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ فِلِسْطِيْنَ

اللَّهُمَّ سَدِّدْ سَهْمَهُمْ وَوَحِّدْ صُفُوْفَهُمْ وَاجْمَعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الْحَقِّ يَا حَيُّ يَاقَيُّوْمُ

رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِاْلحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ اْلفَاتِحِيْنَ. رَبَّنَا أَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهىَ عَنِ اْلفَحْشَاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment