Takbiran Awal Dzulhijjah Para Sahabat Hingga di Pasar

By Muslim ID |    351 Views 11 Jul 2021, 09:50:59 WIB Kisah
Takbiran Awal Dzulhijjah Para Sahabat Hingga di Pasar

Keterangan Gambar : ilustrasi (pixabay)


Asamuslim.id - Memperbanyak amal sholih, termasuk dzikir dan takbir adalah hal yang disunnahkan sejak awal bulan Dzulhijjah hingga berakhirnya hari Tasyrik.

 

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala,

Baca Lainnya :

وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ

“Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan” (QS. Al Hajj: 28).

 

"Ayyamin ma’lumaat" menurut salah satu penafsiran adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Pendapat ini adalah pendapat jumhur (mayoritas) ulama di antaranya Ibnu ‘Umar, Ibnu ‘Abbas, Al Hasan Al Bashri, ‘Atho’, Mujahid, ‘Ikrimah, Qotadah dan An Nakho’i, termasuk pula pendapat Abu Hanifah dan Imam Asy Syafi’i dan Imam Ahmad sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Rajab Al Hambali dalam Lathoif Al Ma’arif, hal. 462 dan 471.

 

Para sahabat sendiri banyak mengamalkan takbiran Dzulhijjah ini sebagai diceritakan dalam berbagai atsar yang disebutkan Imam Bukhari dari Kitab Shahihnya sebagai berikut;

 

"Adalah Ibnu Umar dan Abu Hurairah radhiallahu anhum keluar ke pasar pada sepuluh hari awal Dzulhijjah dengan bertakbir, dan kaum muslimin ikut bertakbir bersama keduanya."

 

"Umar bin al-Khaththab radhiallahu anhu bertakbir di kubahnya di Mina hingga didengar oleh penghuni masjid, sehingga mereka dan kaum muslimin yang ada di pasar-pasar pun ikut bertakbir hingga Mina bergelora dengan takbiran."

 

"Adalah Ibnu Umar bertakbir di Mina pada hari-hari itu; bertakbir di belakang shalat-shalatnya, di atas kasurnya, di dalam kemahnya, di majelisnya (tempat duduknya), dan di jalan yang dilaluinya, pada hari-hari itu seluruhnya."

 

Takbiran seperti ini disebut oleh para ulama sebagai takbir mutlak, yang dianjurkan diperbanyak kapan saja dan di mana saja kecuali di tempat-tempat terlarang (toilet/WC).

 

Adapun di antara teks takbir yang diajarkan para ulama adalah sebagai berikut:

 

اَللهُ اَكْبَرْ، اَللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ لَااِلٰهَ اِلَّااللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ، اَللهُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ الْحَمْدُ

اللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا، وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً, لَااِلٰهَ اِلَّااللهُ وَلَانَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ, مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّيْنَ, وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُونَ, لَااِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ, صَدَقَ وَعْدَهُ, وَنَصَرَ عَبْدَهُ, وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الاَحْزَابَ وَحْدَهُ, لَااِلٰهَ اِلَّااللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ, اللهُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ الْحَمْدُ

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar.. laa ilaaha illallahu wallahu akbar, Allahu akbar walillahilhamdu 

Allahu akbar kabiraa, walhamdulillaahi katsiiraa. Wasubhaanallaahi bukrataw wa ashiillaa.Laa ilaaha illallallahu walaa na’budu illaa iyyaahu. Mukhlishiina lahuddiin, Walau karihal kaafiruun.
Laa ilaaha illallaahu wahdah, shodaqa wa’dah, wanashara ‘abdah, wa a’azza jundahu wahazamal ahzaaba wahdah. Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar walillaahil hamd.”

Artinya: Allah Maha Besar dengan segala kebesaran. Segala puji bagi Allah dengan sebanyak-sebanyak puji. Dan Maha suci Allah sepanjang pagi dan sore. Tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya, dengan memurnikan agama Islam, meskipun orang-orang kafirmembencinya. Tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dengan ke-Esa-an-Nya. Dia dzat yang menepati janji, Dzat yang menolong hamba-Nya dan memuliakan bala tentara-Nya dan menyiksa musuh dengan ke-Esa-an-Nya. Tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dan Allah Maha Besar. Allah Maha Besar dan segala puji hanya untuk Allah.

 

Selain takbir mutlak, adapula yang disebut takbir muqoyyad (khusus) yang diamalkan setiap selesai sholat fardhu, dimulai dari sholat Shubuh tanggal 9 Dzulhijjah sampai dengan sholat Ashar tanggal 13 Dzulhijjah. Selamat bertakbir! (sm)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment