Mensyukuri Nikmat Sehat dengan Olahraga

By Muslim ID |    649 Views 09 Mar 2022, 14:18:25 WIB Kesehatan
Mensyukuri Nikmat Sehat dengan Olahraga

Keterangan Gambar : Keterangan Gambar : ilustrasi (pixabay)


Oleh: Mohammad Sofwan Lc., MA.

 

Rasulullah SAW dan para sahabat mempunyai kekuatan fisik yang luar biasa. Mereka bisa menjaga nikmat sehat dan fisik yang ideal.

Baca Lainnya :

Nikmat sehat sangat mahal saat pandemi ini. Banyak ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi SAW. memberikan tuntunan tentang cara bersyukur atas nikmat sehat. Selain ucapan Alhamdulillah, apa yang harus kita lakukan untuk mensyukuri nikmat sehat?

 

Memaksimalkan takwa dengan fisik sehat

Bertakwa kepada Allah SWT hendaknya kita lakukan semaksimal yang kita mampu. Tidak ada batas yang ditentukan. Sehingga masing-masing berlomba untuk menjadi yang terbaik.

 

Allah SWT berfirman tentang bagaimana bertakwa kepada-Nya:

 

فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ

“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu.” [At-Taghabun: 16].

 

Bertakwa sesuai kesanggupan adalah sebuah anjuran untuk mengoptimalkan kita dalam beribadah kepada Allah SWT. Beribadah wajib atas batasnya, tapi beribadah sunnah tidak ada batas kuantitasnya. Masing-masing kita melaksanakan semaksimal yang kita mampu. Ini termasuk cara mensyukuri nikmat sehat dan lainnya.

Lalu kemampuan dan kesanggupan yang Allah SWT maksud dalam ayat ini bukan hanya kemampuan finansial, tapi juga kesehatan dan kekuatan fisik. Banyak ibadah yang kita pangkas-pangkas, kita laksanakan dengan minimalis hanya karena kesehatan kita yang kurang mendukung.

 

Sedangkan dalam sirah nabawiyah, kita ketahui bahwa fisik Rasulullah SAW. sangat kuat dalam beribadah. Seperti Allah SWT firmankan dalam ayat Al-Qur’an:

 

قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا. نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا. أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا

“Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan.” [Al-Muzammil: 2-4].

 

Allah SWT menciptakan tubuh yang ideal dan sempurna

Kenapa kita sakit, lalu tidak bisa beribadah dengan sempurna? Padahal Allah SWT telah menciptakan manusia dengan tubuh yang sempurna. Ada beberapa ayat Al-Qur’an tentang nikmat sehat, di antaranya adalah firman Allah SWT:

 

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” [At-Tin: 4].

 

Dalam menafsirkan ayat tentang idealnya penciptaan tubuh manusia, Syaikh As-Sa’di mengatakan: “Manusia Allah SWT ciptakan dengan sempurna. Organnya serasi. Berdirinya tegak. Manusia tidak kekurangan sesuatu yang ia butuhkan, baik lahir maupun batinnya. Semua itu adalah nikmat yang harus ia syukuri. Tapi kebanyakan manusia tidak mau bersyukur.”

 

Contoh kesempurnaan fisik kita adalah organ jantung kita. Banyak hadits Nabi SAW tentang nikmat sehat dan menjaganya, di antaranya sabda beliau:

 

أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

“Maka ketahuilah bahwa di dalam tubuh kita ada sekepal daging, yang jika dia baik maka baiklah seluruh tubuhnya. Tapi jika dia rusak, maka rusaknya seluruh tubuhnya. Itulah jantung.” [Bukhari Muslim]

 

Nikmat jantung yang ukurannya sekepal tangan ini mempunyai kapasitas kerja yang sangat menakjubkan.

  • Jantung berdenyut sekitar 60-80 kali per menit.
  • Satu kali denyutan memompa darah sekitar 70 cc, atau 5 liter per menit.
  • Darah mengalir ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah yang sangat panjang (±100.000 km).
  • Selama hidup dengan usia rata-rata bisa memompa ± 227 juta liter, dengan jumlah denyutan sebanyak 2,5 milyar kali. Subhannallah, sudahkah kita mensyukuri nikmat sehat ini?

 

Rasulullah SAW dan sahabat sangat menjaga kesehatan fisik

Rasulullah SAW dan para sahabat mempunyai kekuatan fisik yang luar biasa. Tubuh mereka sangat kuat. Hal itu tidak lain karena mereka bisa menjaga nikmat sehat dan fisik yang ideal.

 

Tercatat mereka menjalani sebanyak 64 kali perang dalam rentang 10 tahun saja. Sebanyak 26 peperangan dipimpin Rasulullah SAW langsung, dan 38 lainnya dipimpin sahabat. Jumlah itu sama saja dengan sekali dalam dua bulan mereka berperang. Sungguh kuat fisik mereka.

 

Dalam Perang Tabuk, Rasulullah SAW dan sahabat menempuh perjalanan yang berjarak 700 km dari Madinah ke arah Syam.

 

Dalam Perang Ahzab, Rasulullah SAW dan sahabat menggali parit pertahanan yang memiliki ukuran dan spesifikasi sungguh luar biasa. Menyelesaikannya dengan alat seadanya, dan dalam tempo yang tidak lama adalah mukjizat yang luar biasa.

  • Kedalaman parit 5 meter.
  • Lebar parit 5 meter, bahkan ada ulama yang mengatakan 10-12 meter.
  • Panjang parit 12 kilometer.
  • Tanah yang harus mereka angkut sebanyak 300 ribu meter kubik.
  • Penduduk Madinah hanya sekitar 3000 sahabat, sudah termasuk orang tua, orang sakit, atau mendapat tugas lain.
  • Mereka menyelesaikannya dengan peralatan seadanya.
  • Waktu yang tersedia untuk menuntaskan parit itu hanya 2 pekan.
  • Struktur tanah di Madinah cukup keras berbatu.
  • Kalau pekerjaan ini dilakukan saat ini mungkin membutuhkan sekitar 200 traktor dan ribuan truk.

 

Sungguh luar biasa kuat dan ideal fisik Rasulullah SAW dan para sahabat. Hal itu tentu karena mereka bisa menjaga kesehatan tubuh mereka dengan baik.

 

Lalu kenapa fisik kita bisa sakit?

Allah SWT sudah menciptakan fisik dan tubuh kita dengan sempurna. Tentang sebab sakit, Allah Taala berfirman:

 

الَّذِي خَلَقَنِي فَهُوَ يَهْدِينِ. وَالَّذِي هُوَ يُطْعِمُنِي وَيَسْقِينِ. وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ

“(yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku, dan Tuhanku Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku.” [Asy-Syuara: 78-80].

 

Ada hal unik dalam ayat ini. Terkait dengan penciptaan, hidayah, rezeki makanan dan minuman, semua itu Al-Qur’an menyebutnya berasal dari Allah SWT. Tapi terkait dengan sakit, Al-Qur’an tidak mengatakannya berasal dari Allah SWT. Artinya ada unsur kesalahan manusia ketika dia sakit. Lalu kemudian Al-Qur’an menyebutkan bahwa kesembuhan setelah sakit adalah pemberian dari Allah SWT.

Ibarat diberi alat canggih lalu kita rusak. Sebenarnya alat itu bisa kita gunakan untuk urusan-urusan yang sangat penting, dan dalam waktu yang sangat lama. Tapi karena keteledoran dan kesalahan kita, kita kehilangan manfaat besar itu.

 

Kenapa rakyat Palestina sehat?

Angka kematian karena virus Corona pada pertengahan tahun 2021 di Indonesia 3,35%, atau dari 100 orang yang positif covid 3 orang lebih yang meninggal dunia. Sedangkan di Palestina 1,1%, atau dari seratus orang yang positif covid hanya 1 orang yang meninggal dunia. Kenapa hal ini bisa terjadi?

Orang Palestina hidup aktif secara fisik. Mereka adalah bangsa yang sedang dijajah. Sudah barang tentu selalu melakukan persiapan untuk berjuang melawan penjajah Israel, melaksanakan perintah Allah SWT dalam ayat:

 

وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu.” [Al-Anfal: 60].

 

Bagi kita, olahraga mungkin hanyalah sebuah hobi agar tubuh terasa segar. Sedangkan bagi rakyat Palestina, olahraga bertujuan untuk mempersiapkan fisik sehingga kuat saat melakukan perlawanan kepada penjajah Israel. Jadi fisik sehat dan kuat bagi mereka menjadi salah satu yang harus mereka pastikan demi kemerdekaan negara mereka.

Kondisi ekonomi bangsa Palestina yang sulit karena penjajahan dan embargo juga menghalangi mereka untuk hidup dengan konsumsi makanan yang berlebihan. Jangankan berlebihan, untuk sekadar cukup makan saja mungkin kesulitan. Sehingga secara tidak langsung, mereka pun hidup sesuai dengan anjuran Al-Qur’an yang sangat bermanfaat untuk kesehatan kita:

 

كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَلَا تَطْغَوْا فِيهِ فَيَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبِي وَمَنْ يَحْلِلْ عَلَيْهِ غَضَبِي فَقَدْ هَوَى

“Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barang siapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia.” [Thaha: 81]

 

Ayat Al-Qur’an tentang tuntunan kesehatan ini sangat tepat. Karena konsumsi makanan yang berlebihan, selain bertentangan dengan tuntunan Rasulullah SAW, juga membahayakan kesehatan. Ada hadits Nabi SAW tentang nikmat sehat dan menjaganya:

 

ما ملأ آدمي وعاء شرا من بطنه، بحسب ابن آدم لقيمات يقمن صلبه فإن لم يفعل فثلث لطعامه وثلث لشرابه وثلث لنفسه

“Jika diisi penuh, maka perut adalah tempat terburuk yang diisi oleh manusia. Padahal cukup bagi manusia beberapa suap yang bisa menegakkan tulang sulbinya. Jika merasa tidak cukup, maka seimbanglah dengan sepertiga untuk makannya, sepertiga untuk minumnya, dan sepertiga untuk nafasnya.” [Tirmizi]

 

Ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi SAW tentang nikmat sehat banyak memberi tuntunan untuk makan secukupnya. Karena makan yang berlebihan akan menyebabkan obesitas, yang tentukan akan meningkatkan potensi penyakit kronis dan menurunkan sistem imunitas dalam tubuh.

 

Selain tidak berlebihan, makanan yang kita konsumis juga harus seimbang. Gula dan Lemak (khususnya lemak jenuh) cenderung meningkatkan stress pada sistem imunitas tubuh sehingga mengalami kerusakan dan menginisiasi penyakit kronis.

 

Demikianlah, nikmat sehat sangat mahal saat pandemi ini. Banyak ayat Al-Qur’an dan hadits Rasulullah SAW. memberikan tuntunan tentang cara bersyukur atas nikmat sehat. Mensyukuri nikmat sehat bukan hanya dengan ucapan Alhamdulillah, tapi juga dengan menjaganya terutama dengan mengatur pola makan dan olahraga.

 

===

Sumber: mukjizat.co




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment