- Khutbah Jumat: Peduli Palestina sebagai Tanda Takwa
- Khutbah Jumat: Golongan Orang Beriman (1)
- Allah SWT Tidak Akan Bosan, Kitalah Yang Akan Bosan
- Jangan Termasuk Orang Merugi
- Khutbah Jumat: Refleksi Maulid Nabi Muhammad SAW dan Kepemimpinan dalam Prespektif Islam
- Pendidikan Doktor di Indonesia
- Ingin Dicintai Allah SWT? Amalkan Yang Sedikit Namun Kontinu
- Dimudahkan Menuju Jalan ke Surga
- [Seri Tadabbur] Surat Asy-Syams: 11 - 12
- Menjadi Seorang Daud
[Seri Tadabbur] Surat At-Takwir: 17-18
Keterangan Gambar : ilustrasi (pixabay)
Oleh: Dr. Atabik Luthfi Lc., MA
Demi Waktu Malam dan Waktu Subuh
Baca Lainnya :
- [Seri Tadabbur] Surat At-Takwir: 12-160
- Mengapa Kita Membaca Amin setelah Al-Fatihah?0
- [Seri Tadabbur] Surat At-Takwir: 7-110
- [Seri Tadabbur] Surat At-Takwir: 1-60
- [Seri Tadabbur] Surat Abasa: 38-420
وَٱلَّیۡلِ إِذَا عَسۡعَسَ وَٱلصُّبۡحِ إِذَا تَنَفَّسَ
"Demi malam apabila telah larut, dan demi subuh apabila fajar telah menyingsing". (At-Takwir: 17-18)
Allah swt bersumpah dengan kedua waktu ciptaanNya, yaitu waktu malam dan subuh. Waktu malam saat sudah larut dan gelap, dan waktu subuh saat fajar mulai menyingsing.
Prinsip sumpah menurut Imam Ibnu Katsir, Allah swt berhak bersumpah dengan seluruh makhlukNya. Sedang manusia hanya boleh bersumpah dengan Allah, atau dengan Asma dan SifatNya Yang Mulia.
Kedua waktu di atas, termasuk waktu yang utama untuk beribadah, yang nilainya melebihi waktu yang lain.
Rasulullah saw mengingatkan bahwa shalat yang dilakukan di malam hari, lebih utama daripada yang dilakukan di siang hari
“Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim)
Keutamaan waktu pagi berdasarkan do'a Rasulullah saw: "Ya Allah berkahi umatku di pagi harinya". (HR. Abu Daud)