Tata Cara Shalat Gerhana

By Muslim ID |    1784 Views 25 Mei 2021, 23:21:59 WIB Fiqih
Tata Cara Shalat Gerhana

Keterangan Gambar : ilustrasi gerhana bulan (pixabay)


Asamuslim.id - Di antara salah satu shalat sunnah yang dianjurkan adalah shalat sunnah saat terjadi gerhana, baik gerhana bulan maupun gerhana matahari. Di antara hikmah disunnahkan shalat saat terjadi gerhana adalah karena gerhana merupakan salah satu tanda kiamat yang disebutkan Al-Quran, sehingga kaum muslimin diajak untuk mendekat kepada Allah melalui shalat dan bentuk ketaatan lainnya.

 

Dari Al Mughiroh bin Syu’bah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

Baca Lainnya :

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوا حَتَّى يَنْجَلِىَ

"Matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Kedua gerhana tersebut tidak terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat keduanya, berdo’alah pada Allah, lalu shalatlah hingga gerhana tersebut hilang (berakhir)." (HR. Bukhari no.1060).
 

Shalat sunnah gerhana memiliki tata cara yang sedikit berbeda dari shalat sunnah biasa. Meringkas dari himbauan MUI DKI Jakarta dan laman kemenag.go.id, berikut panduan terkait shalat sunnah gerhana;

1. Disunnahkan mandi sebelum berangkat ke tempat shalat gerhana. 

2. Shalat tidak diawali dengan azan maupun iqomah, namun dengan panggilan "Ash-sholatu jami'ah".

3. Waktu pelaksanaan shalat gerhana dimulai dari terjadinya gerhana sampai berakhirnya. Jika shalat dan khutbah selesai sebelum gerhana berakhir, dianjurkan tetap memperbanyak dzikir dan istighfar sampai gerhana berakhir.

4. Tata cara shalat gerhana:

a. Berniat di dalam hati
b. Takbiratul ihram
c. Membaca do'a iftitah, kemudian membaca surat Al-Fatihah dilanjutkan membaca surat yang lain dengan jahar (dikeraskan);
d. Ruku’;
e. Bangkit dari ruku' (i'tidal);
f. Setelah i'tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat lain. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama;
g. Kemudian ruku' kembali (ruku' kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku' sebelumnya;
h. Kemudian bangkit dari ruku' (i'tidal);
i. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku', lalu duduk di antara dua sujud, kemudian sujud kembali;
j. Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka'at kedua sebagaimana rakaat pertama, hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya;
k. Salam.

5. Setelah shalat, imam menyampaikan khutbah kepada para jamaah, dan hendaknya para jamaah tidak beranjak sampai khutbah selesai.

6. Dianjurkan pula untuk memperbanyak dzikir, takbir, istighfar, sedekah dan ketaatan lainnya.

 

Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا ، وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا

"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah." (HR. Bukhari no.1044)


 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment